Pemimpin yang Hebat, Tahu Kapan Memetik Buah

INILAHTASIK.COM | Teringat sebuah momen kecil namun penuh makna. Seorang anak muda sedang berjalan bersama ayahnya di kebun apel. Matanya terpaku pada buah-buah ranum yang menggoda untuk dipetik. Ia mengulurkan tangan, ingin mengambil satu. Namun ayahnya menahan dengan lembut: “Biarkan dulu buah itu matang, Nak.”
Kalimat itu terdengar sederhana, namun menyimpan filosofi yang mendalam. Dalam kepemimpinan, sering dihadapkan untuk memetik buah sebelum waktunya. Ingin cepat-cepat selesai. Ingin segera terlihat hasil. Seperti kata sang ayah, “Bukan sekadar buahnya yg dipetik, namun manfaat dari buah itu.”
Terlalu Cepat Bisa Jadi Terlalu Rawan
Sebagai pemimpin, tentu sering dihadapkan pada tekanan untuk segera mengambil keputusan. Padahal, keputusan yang terburu-buru sering kali justru membawa lebih banyak risiko. yakni rapuh, dangkal, bahkan besar kemungkinan gagal di awal.
Ada seni dalam mengambil keputusan: mematangkannya dengan informasi, empati, dan intuisi. Keputusan yang matang bukan hanya menyelesaikan masalah, namun juga menumbuhkan kepercayaan.
Tiga Dimensi Waktu dalam Keputusan
Dalam praktiknya, keputusan bisa berdampak pada tiga level waktu:
- Jangka pendek – seperti keputusan operasional harian.
- Jangka menengah – seperti keputusan taktis, berdampak dalam hitungan minggu hingga bulan.
- Jangka panjang – keputusan strategis yang hasilnya baru terlihat setahun atau lebih.
Semakin panjang dampaknya, semakin besar tanggung jawabnya. Maka, proses pengambilan keputusan pun harus lebih hati-hati dan reflektif.
Tidak Semua Keputusan Diterima
Satu hal penting yang harus disadari: tidak semua keputusan akan disambut dengan tepuk tangan. Dalam sejarah kepemimpinan, pro dan kontra adalah hal yang lumrah. Bahkan, terkadang yang ditolak hari ini bisa jadi dihargai di kemudian hari.
Kuncinya adalah tetap tenang. Tak larut dalam pujian, tak rapuh dalam kritik. Karena penerimaan dan penolakan, baik yang tegas maupun ambigu, semua harus disikapi dengan kepala dingin dan hati terbuka.
-
Baca juga: Bingkai Menghadapi Ketidakpatuhan Anak Buah
Sepuluh Pegangan bagi Pemimpin Hebat
Sebagai refleksi pribadi dan bisa jadi bekal bagi sesama pemimpin, inilah sepuluh prinsip yang (saya pegang) dalam mengambil keputusan:
- Awali dengan memohon petunjuk Tuhan.
- Kumpulkan informasi selengkap dan seakurat mungkin.
- Hindari tergesa-gesa.
- Dengarkan dengan empati, bukan hanya telinga.
- Tentukan target yang realistis dan masuk akal.
- Sampaikan langsung, bukan hanya lewat perantara.
- Bangun dan jaga kepercayaan.
- Percaya diri, tidak mudah goyah.
- Ajak berdiskusi mereka yang tidak setuju.
- Turun langsung ke lapangan. Dengarkan yang di bawah.
Penutup: Pemimpin Itu Bagai Petani
Akhirnya, ibarat pemimpin itu bagai petani, tahu kapan menanam, kapan menyiram, dan kapan memetik. Semua ada waktunya. Dan hanya buah yang matanglah yang bisa memberi manfaat terbaik. tenang dan sabar itulah kunci utamanya dalam mengambil keputusan
Karena keputusan bukan tentang cepat selesai, namun tentang berbuah manfaat.
Oleh: M. Taufiq
Dosen Pendidikan Teknologi Informasi FKIP UMTAS, Direktur NAFI
What's Your Reaction?






