Warga Kampung Adat Naga Keluhkan Pencemaran Air Sungai Ciwulan, Desak Pemkab Tasikmalaya Bergerak Cepat

INILAHTASIK.COM | Sudah hampir dua pekan terakhir masyarakat Kampung Adat Naga Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya dibuat resah dengan banyaknya ikan di Sungai Ciwulan mati mendadak. Puncaknya pada Jumat, 13 Juni 2025. Kasus kematian ikan menjalar hingga ke kolam milik warga.
"Awalnya cuma satu atau dua ekor yang terlihat mati di sungai. Setelah hampir sepekan, hingga hari ini ikan yang ada di kolam milik warga yang sumber airnya berasal dari sungai Ciwulan pun mati," tutur Ade Suherlin, Tokoh Kampung Adat Naga, saat di temui pada Sabtu pagi, 14 Juni 2025.
Dalam sehari, kata Ade, tak kurang dari 2 kilogram ikan berukuran kecil hingga besar di temukan mati bergelimpangan dipinggir Sungai Ciwulan. Melihat kondisi tersebut, warga semakin resah, sehingga banyak yang terpaksa memanen ikan lebih awal dan menguras air kolam.
"Di kolam milik warga termasuk punya saya, sehari ada 3 sampai 5 ekor yang mati, belum lagi yang terlihat sudah lemas cukup banyak," kata Rendi, warga Kampung Adat Naga yang mengaku ikan di kolam miliknya banyak yang mati.
Sekalipun banyak ikan yang mati, tak ada warga yang berani mengambilnya apalagi sampai memasaknya. Menurut warga, ikan yang mati baik di sungai maupun dari kolam, dari tubuh ikan yang mati tersebut tercium aroma bau seperti obat kimia.
"Ikanya tercium bau obat, makanya tidak ada yang berani mengambilnya. Bahkan ikan yang sudah lemas pun tidak ada yang berani memasaknya, karena takut mengandung racun," kata Bah Otoy, Punduh Kampung Adat Naga.
Berdasarkan hasil penelusuran, ikan mati disebabkan air sungai Ciwulan diduga tercemar bahan kimia dari hulu yang berada di wilayah Kabupaten Garut.
"Setelah kami lakukan investigasi dengan cara kami, yakni menyusuri aliran Sungai Ciwulan, didapati di wilayah Cigangsa Garut, kami menemukan sungai kecil yang airnya berwarna hitam pekat. Air tersebut diduga berasal dari limbah pengolahan pabrik kulit, dan airnya masuk mengalir ke sungai Ciwulan," kata Ade Suherlin.
Atas temuan tersebut, Warga Kampung Naga mendesak pemerintah dan instansi terkait untuk segera mengambil langkah konkret. Mereka meminta Dinas Lingkungan Hidup untuk melakukan penyelidikan mendalam dan menindak pihak pihak yang membuang limbah secara ilegal.
Selain itu, warga juga berharap Dinas Kesehatan turun tangan untuk menilai dampak pencemaran terhadap kesehatan baik lingkungan dan juga manusia.
"Intinya kami berharap pemerintah segera bertindak atas pencemaran air Sungai Ciwulan. Secara otomatis ini telah merusak lingkungan," pungkas Ade.
What's Your Reaction?






