Kesbangpol Kota Tasikmalaya Perkuat Etika dan Budaya Politik Masyarakat

INILAHTASIK.COM | Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Tasikmalaya menggelar kegiatan Optimalisasi Peran Serta Masyarakat dalam Etika Budaya Politik, di aula kantor Kecamatan Cihideung, Sabtu 14 Juni 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai elemen, diantaranya tokoh pemuda, tokoh masyarakat, dan perwakilan organisasi sosial politik.
Kepala Bakesbangpol Kota Tasikmalaya, Drs H Ade Hendar, menyampaikan pentingnya memperkuat etika dan budaya politik di tengah masyarakat sebagai fondasi utama dalam menciptakan sistem politik yang berkeadaban dan berkeadilan.
"Etika budaya politik yang baik adalah fondasi utama bagi pembangunan bangsa yang berkelanjutan dan berkeadilan. Oleh karena itu, kita perlu memastikan masyarakat memiliki pemahaman yang utuh tentang pentingnya etika dalam kehidupan berpolitik,” ujarnya.
Pihaknya juga menyoroti kecenderungan masyarakat yang masih memaknai etika politik secara sempit, yakni hanya sebatas pelanggaran norma hukum. Padahal, menurutnya, etika lebih luas dari sekadar aturan tertulis.
“Seringkali, tindakan seperti menyerobot antrean, memotong jalan, melakukan kampanye hitam, politik uang, hingga memilih karena transaksi politik dianggap lumrah. Padahal, itu merupakan bagian dari degradasi etika politik,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa masih banyak masyarakat yang memandang politik sebagai sesuatu yang kotor dan culas. Padahal sejatinya politik adalah alat yang mulia untuk menciptakan tatanan kehidupan yang adil dan berperikemanusiaan melalui kebijakan publik serta proses pergantian kepemimpinan yang legal.
"Politik itu mulia, jika dijalankan dengan nilai nilai etika dan moral yang benar. Sayangnya, pemahaman ini belum sepenuhnya merata di masyarakat,” imbuhnya.
Ade juga menyinggung minimnya pengetahuan masyarakat mengenai TAP MPR Nomor VI Tahun 2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa, serta kurangnya perhatian terhadap wacana penguatan etika ke dalam peraturan perundang undangan.
Namun, ia juga mengapresiasi masyarakat yang mulai memahami perbedaan antara media sosial dan media mainstream, serta tidak serta merta menjadikan konten media sosial sebagai dasar dalam mengambil keputusan, baik dalam konteks sosial maupun politik.
“Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam proses politik yang sehat dan demokratis. Harapannya, kita bisa membangun budaya politik yang tidak hanya cerdas, tapi beretika,” tegasnya.
“Saya berharap kegiatan ini menjadi momentum bagi kita semua untuk lebih aktif dan sadar dalam menjalankan peran politik secara sehat. Mari kita jadikan kegiatan ini sebagai awal membangun budaya politik yang matang, beretika, dan demokratis,” pungkas Ade.
What's Your Reaction?






