Kabayan Langlang Jaman, 20 Aktor Sendratasik UMTAS Suguhkan Pertunjukan Drama Musikal Bernuansa Lintas Zaman

Jun 20, 2025 - 09:22
Jun 20, 2025 - 09:23
Kabayan Langlang Jaman, 20 Aktor Sendratasik UMTAS Suguhkan Pertunjukan Drama Musikal Bernuansa Lintas Zaman

INILAHTASIK.COM | Sebuah perjalanan lintas waktu akan disuguhkan ke hadapan publik pada Sabtu, 21 Juni 2025, saat 20 aktor dari kelas Penyajian Drama Program Studi Sendratasik Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS) akan membawakan lakon Kabayan Langlang Jaman di Gedung Kesenian Tasikmalaya.

Dalam format drama musikal kontemporer berpadu teknologi video mapping, visual sinematik, serta iringan musik semi-orkestra, pertunjukan ini menjanjikan pengalaman teater yang menyentuh nalar, rasa, dan kepekaan sejarah.

Disutradarai dengan pendekatan edukatif dan eksperimental, pentas ini dihelat dalam rangka ujian akhir mata kuliah penyajian drama. Ketua pelaksana, Salas, menjelaskan bahwa Kabayan Langlang Jaman bukan sekadar komedi, melainkan kritik waktu yang dibalut humor dan absurditas.

“Kabayan kami bukan lagi tokoh desa, tapi profesor penjelajah waktu—suatu metafora tentang manusia Sunda yang berani membaca masa depan tanpa melupakan masa lalu,” ujar Salas.

Drama musikal adalah bentuk pertunjukan teater yang menyinergikan lakon, dialog, musik, dan tari menjadi satu kesatuan naratif dan emosional. Dalam pementasan ini, para aktor tidak hanya berakting tetapi juga menyanyi dan bergerak secara koreografis, menghidupkan suasana setiap zaman yang dilintasi sang Kabayan.

Dua puluh mahasiswa yang terdiri dari beragam latar belakang seni akan membawakan karakter-karakter ikonik seperti Kabayan diperankan andika agnes, Sangkuriang diperankan dito , Dayang Sumbi dimainkan rinda hingga tokoh-tokoh kolonial seperti Meneer Willem rd irvan dan Nyai Dasimah ananda.

iteung diperankan alma, ada septi, nazva sebagai vicalis, rani,sofha,dini, wowo, juli,talia. Tania, pemusik agung kataswara boyout, metanoya,  Mereka akan bermain dalam latar-latar dramatik dari Tanah Sunda kontemporer, Batavia era kolonial abad ke-18, hingga Bandung tahun 2750 yang telah kembali menjadi rawa purba—tempat mitos dan masa depan saling bertemu.

Pertunjukan akan digelar pada hari Sabtu, 21 Juni 2025, pukul 19.30 WIB di Gedung Kesenian Tasikmalaya. Tiket masuk  terbuka untuk umum dan diharapkan menjadi ajang apresiasi masyarakat terhadap pendidikan seni yang berbasis lokalitas dan globalitas.

“Di era sekarang, ketika budaya tradisi sering dianggap usang dan teater ditinggalkan, kami ingin membuktikan bahwa panggung bukan hanya hiburan—tetapi ruang renungan,” kata Salas.

Drama ini menjadi refleksi bagaimana manusia seringkali terjebak pada romantisme masa lalu, kecemasan masa kini, dan ketidakpastian masa depan.

Proses persiapan melibatkan kolaborasi lintas disiplin: dari latihan vokal, workshop teknologi visual, hingga penggalian naskah secara dramaturgis. Para mahasiswa tak hanya belajar menjadi aktor, tetapi juga peneliti zaman, pembaca realitas, dan perajut imajinasi.

Seperti dalam salah satu kutipan dari naskah:
"Hirup téh lain saukur ngagugulung cinta. Aya nu leuwih utama batan éta."
(“Hidup bukan hanya menggulung cinta, ada yang lebih utama dari itu.”)

Pentas ini mengingatkan kita bahwa sejarah bukan garis lurus, tapi ruang bercabang—dan di sanalah Kabayan menari, tertawa, serta bertanya: “Kapan waktu yang benar untuk jadi manusia?”

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

AB Asmarandana ​AB Asmarandana, nama pena dari Budi Darma, M.Sn., adalah seorang seniman teater, penulis, dan dosen asal Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Saat ini Ia aktif sebagai dosen Prodi Sendratasik UMTAS dan mengembangkan seni pertunjukan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Kutai Kartanegara dan Tasikmalaya.​