Poltisasi HKTI? Petani Bukan Untuk Dibodohi

Oleh: Nandang Suryaman, Buruh Tani Tasikmalaya
INILAHTASIK.COM | Kami ini buruh tani. Tak punya sawah, tak punya lahan. Hanya hidup dari upah harian menanam dan memanen di tanah orang lain. Walaupun hidup kami sederhana, kami bukan orang bodoh. Kami tahu mana organisasi yang betul betul memperjuangkan nasib kami, dan mana yang hanya jadi alat politik segelintir elit.
Beberapa hari ini kami dengar kabar, ada dua HKTI di Kota Tasikmalaya. Katanya, ada pelantikan pengurus baru. Katanya juga, yang jadi ketua orang partai, anggota DPRD pula. Kami bertanya-tanya, kenapa bisa ada dua HKTI? Kapan kami diajak rapat? Kapan kami ikut musyawarah? Sejak kapan organisasi petani bisa diambil alih tanpa sepengetahuan para petani sendiri?
Kami ini rakyat kecil. Tapi kami tahu, DPC HKTI yang sah itu sudah terbentuk sejak 2021. Kami tahu, waktu itu ada musyawarah cabang. Kami lihat sendiri yang hadir dari DPD Provinsi, dari Forkopimda, dari Dinas Pertanian, dan dari kelompok-kelompok tani.
Kami juga tahu, yang dipilih sebagai ketuanya waktu itu adalah Pak Andi Lala, orang yang kami kenal suka turun ke lapangan, bukan cuma duduk di kursi empuk.
Lalu sekarang, tiba-tiba muncul pelantikan baru. Tidak jelas asal-usulnya. Tidak ada musyawarah. Tidak ada suara dari petani. Tapi sudah bikin undangan, bawa bawa nama organisasi, dan seolah paling sah.
Ini yang kami takutkan. Kalau organisasi petani bisa dibajak begitu saja, lalu di mana tempat kami mengadu soal pupuk langka? Di mana kami bisa bicara soal harga gabah yang anjlok? Apakah kami cuma akan dijadikan pendukung pasif untuk foto foto dan panggung politik?
Kami bukan anti politik. Tapi kami tidak mau organisasi tani jadi kendaraan kekuasaan.
Kami hanya buruh tani, tapi kami juga punya harga diri.
Kami minta:
• DPD dan DPP HKTI bertindak tegas. Jangan biarkan organisasi ini diacak-acak!
• Pemerintah dan dinas terkait hanya mengakui kepengurusan yang sah, hasil musyawarah, bukan hasil pesanan.
• Semua kelompok tani, gapoktan, dan petani gurem bersatu, jangan terpecah oleh permainan politik elit!
Jangan anggap remeh suara kami yang kecil. Karena dari tangan kami-lah, padi tumbuh dan pangan rakyat tersedia.
Hormat kami,
Buruh Tani, yang tetap setia di lumpur meski kerap diabaikan di meja meja kekuasaan.
What's Your Reaction?






