Tak Terima Karya Mural Dihapus, Mahasiswa Sendratasik UMTAS Unjuk Rasa

Demo itu atas dasar aspirasi mahasiswa Prodi Sendratasik UMTAS yang gelisah karena apa yang mahasiswa inginkan tidak sesuai dengan civitas, sehingga terjadi miskomunikasi.

Dec 7, 2021 - 02:10
Dec 7, 2021 - 02:30
Tak Terima Karya Mural Dihapus, Mahasiswa Sendratasik UMTAS Unjuk Rasa

KOTA TASIK, INILAHTASIK.COM | Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik (Sendratasik) Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS), menggelar unjuk rasa di halaman Studio Prodi Sendratasik pada Senin 6 Desember 2021.

Unjuk rasa tersebut dipicu oleh dihapusnya karya mural hasil mahasiswa Prodi Sendratasik oleh pihak Civitas UMTAS secara sepihak. Para mahasiswa merasa sakit hati dan tidak dihargai karyanya dihapus tanpa melakukan diskusi terlebih dahulu dengan mereka.

Padahal pihak lembaga juga ikut serta mendanai kegiatan karya mural tersebut, tetapi pihaknya tetap melakukan penghapusan secara total. Mereka sangat menyangkan, jika memang tidak sesuai dengan pihak civitas, kenapa tidak hentikan saja pada saat proses mural tersebut sedang dikerjakan.

Meskipun saat unjuk rasa sempat terjadi ketegangan antara pihak civitas dan mahasiswa, namun semuanya tetap berjalan aman dan kondusif.

Mahasiswa aksi pun bertolak menuju gedung rektorat untuk menyampaikan aspirasinya, mereka terus bersorak meneriakan aksi protes karena haknya sebagai mahasiwa tidak diberikan secara optimal dan merasa bahwa prodi mereka dianaktirikan oleh lembaga.

Mahasiswa Semeter 7 Prodi Sendratasik Wawam Nurmubarokah mengatakan, demo ini sebagai curahan rasa gelisah dan kegetiran mahasiswa Prodi Sendratasik atas penghapusan karya mural yang sudah dikerjakan selama beberapa hari, namun dihapus begitu saja tanpa konfirmasi yang jelas.

“Demo itu atas dasar aspirasi mahasiswa Prodi Sendratasik UMTAS yang gelisah karena apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan mereka, sehingga terjadi miskomunikasi, karya mural yang kita bikin selama berhari-hari dihapus begitu saja tanpa konfirmasi yang jelas,” ucapnya.

Sejak awal, lanjut Wawam, sudah menjelaskan bahwa para mahasiswa akan membuat  karya mural, namun pihak civitas sepertinya salah mengerti tentang karya mural.

“Pemahaman mereka salah tentang karya mural, sehingga tidak berkesinambungan, mural itu seni lukis yang medianya tembok atau dinding, namun mereka menafsirkan berbeda, mereka menginginkan medianya harus bisa dipindakan,” jelas Wawam.

Sebagai ganti karya, pihak civitas akan Kembali melakukan audiensi lanjutan dengan mahasiswa untuk memberikan solusi terkait permasalahan yang terjadi.

“Kami meminta ganti dengan media lain sebagai upah kami tetap berkarya, mereka menjajikan paling cepat hari Kamis untuk audiensi kembali dan paling lambat hari Senin, selain itu mereka juga harus bisa menjelaskan soal fasilitas yang diimingi kepada kami namun kenyataanya berbeda setelah dilapangan,” pungkasnya.

Menanggapi hal tersebut, Rektor UMTAS Doktor Ahmad Qonit, AD., MA. menerangkan bahwa ini hanya persoalan miskomunikasi antara mahasiswa dengan manajemen civitas bawah. Bahkan, ia tidak mengetahui bahwa mural tersebut sudah dihapus. Atas nama rektor ia meminta maaf kepada para mahasiswa atas kesalahpahaman tersebut dan akan memberikan solusi secepatnya.

“Sederhana saja, itu miskomunikasi mengenai karya mahasiswa yang dihapus oleh bagian bawah manajemen, terus terang saya belum pernah lihat, belum tahu ada karya itu, tiba-tiba dihapus. Jadi penyampaian mahawasiswa soal karya itu ke civitas tidak penuh, begitupun arahan civitas kepada mahasiswa juga tidak penuh, sehingga terjadilah miskomunikasi,” jelas Ahmad.

Disinggung soal masa depan Prodi Sendratasik, pihaknya akan mengembangkan Prodi Sendratasik hingga menjadi prodi unggulan di UMTAS dan akan memberikan fasilitas secara bertahap.

“Ya diikembangkanlah, dibubarkan dari mana? Justru akan dikembangkan menjadi prodi yang betul-betul unggulan, dan akan kita fasilitasi secara bertahap,” ungkapnya.

Ia mengapresiasi para mahasiswa yang melakukan unjuk rasa dengan tertib dan aman, meskipun mahasiwa menuntut untuk memberikan sanksi kepada orang yang mengahapus karya tersebut, namun ia menegaskan dan mengharapkan persoalan ini bisa dihadapi dengan ikhsan dan saling memaafkan.

“Sekali lagi minta maaf, saya bertanggung jawab atas persoalan yang terjadi, semoga miskomunikasi ini tidak terjadi lagi, mari berbuat ikhsan, jangan dibalas dengan hal serupa, mari kita memaafkan dan mendoakan agar lebih baik,” pungkas Ahmad Qonit kepada mahasiswa unjuk rasa setelah pihaknya melakukan diskusi bersama para dosen perwakilan mahasiswa di ruang rektor.

 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow