Jadi Daerah Rawan Bencana, Pemkab Tasikmalaya Bentuk KSB di Desa Mandalawangi dan Kaputihan

INILAHTASIK.COM | Sebagai daerah rawan bencana, Pemkab Tasikmalaya melalui Dinas Sosial PPKB P3A terus berupaya meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi segala risiko yang timbul akibat bencana. Salah satunya melalui kegiatan Sosialisasi dan Pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) di Desa Mandalawangi Salopa dan Desa Kaputihan Jatiwaras.
Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari, mulai dari Selasa hingga Kamis, 10-12 Juni 2025, bertempat di lapangan Jaksi Kecamatan Salopa.
Di hari pertama para peserta diberi pelatihan Direktori, Roadmap dan Kluster. Kluster terdiri dari kluster gardu sosial, lumbung sosial, kesehatan, shelter dan dapur umum lapangan. Sedangkan hari kedua, dilaksanakan apel pengukuhan dan simulasi Uji SOP Kampung Siaga Bencana.
Kegiatan ini dirangkaikan dengan acara Pra Apel, diantaranya Laporan Kepala Bidang Linjamsos Dinas Sosial PPKB P3A, penyerahan secara Simbolis Persediaan Lumbung Sosial oleh Kepala Pelaksana BPBD mewakili Bupati kepada Kepala Desa Mandalawangi dan Desa Kaputihan, serta penanaman pohon disekitar lokasi kegiatan.
Pengurus dan anggota KSB Desa Mandalawangi dan Kaputihan, secara resmi dikukuhkan oleh Kepala Pelaksana BPBD Kab. Tasikmalaya mewakili Bupati, dan pembacaan pernyataan sikap siaga bencana yang diwakili oleh Kepala Desa Mandalawangi Kec. Salopa.
Dilanjutkan dengan kegiatan simulasi dan uji SOP Kampung Siaga Bencana melibatkan 2 Tim dari KSB Desa Mandalawangi dan Desa Kaputihan, juga Tim Tagana Kabupaten Tasikmalaya.
Ketua FK Tagana Kabupaten Tasikmalaya, Jembar Adisetya SPd, mengatakan pembentukan KSB bertujuan agar masyarakat lebih memahami terkait dengan kebencanaan, khususnya bagaimana cara mengantisipasi terjadinya bencana.
Peserta yang ikut dalam kegiatan kali ini, sebanyak 100 orang dari dua desa, terdiri dari berbagai unsur, mulai dari masyarakat, pemerintahan dan kepala wilayah, RT RW, Linmas, Kader dan anggota Tagana.
"Mereka diharapkan dapat mensosialisakan kembali kepada masyarakat luas apa yang menjadi potensi bencana di wilayah tersebut," kata Jembar, kepada wartawan, Jumat 13 Juni 2025.
Menurutnya, kenapa daerah tersebut dijadikan lokasi Kampung Siaga Bencana. Berdasarkan catatan pihaknya, dua desa tersebut merupakan wilayah rawan bencana pergerakan tanah longsor.
Ia berharap, KSB dapat terus berkolaborasi dengan Tagana dan Dinas Sosial PPKB P3A Kab. Tasikmalaya dalam penanggulangan bencana, sehingga pada saat terjadi bencana di wilayah tersebut dapat tertanggulangi dengan cepat.
"KSB ini merupakan wadah untuk masyarakat, supaya dapat berperan aktif di wilayahnya masing masing dalam upaya penanggulangan bencana," pungkas Jembar.
What's Your Reaction?






