Dampak Psikologis Korban Kekerasan Pada Anak: Anak Mungkin Memaafkan Tetapi Tidak Melupakan

Apr 12, 2023 - 05:58
Dampak Psikologis Korban Kekerasan Pada Anak: Anak Mungkin Memaafkan Tetapi Tidak Melupakan

OPINI, INILAHTSIK.COM | Kekerasan pada anak merupakan salah satu isu yang paling sering medapatkan sorotan dan terus menerus dijadikan bahan kajian oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAID) Kab. Tasikmalaya. Selama tahun 2022 tercatat 79 kasus kekerasan pada anak yang masuk ke KPAID Kab. Tasikmalaya baik melalui laporan korban maupun laporan yang masuk ke pihak kepolisian. 

Angka tersebut menunjukan bahwa kasus tindak kekerasan pada anak sangat rentan terjadi. 
Terlebih lagi tindak kekerasan tersebut seringkali dilakukan oleh orang-orang terdekat anak 
misalnya anggota keluarga.

Keluarga merupakan tempat yang seharusnya menjadi aman bagi anak baik untuk fisik maupun 
psikisnya.

Lalu bagaimana jika kekerasan yang dialami anak berasal dari anggota keluarga itu sendiri? Kemana anak dapat berlindung? Hal ini tentu harus menjadi bahan evaluasi bagi setiap 
keluarga untuk melindungi anak-anak baik di lingkungan rumah maupun di luar rumah terutama 
dari adanya tindak kekerasan.

Kekerasan pada anak tidak hanya meninggalkan bekas atau luka fisik melainkan juga luka psikis. 
Liza Marielly Djapri M.Psi.,CH yang merupakan clinical psychologist & certified hypnotherapist
pernah mengemukakan bahwa “kekerasan psikologis memiliki dampak yang lebih buruk dari 
kekerasan fisik yang bisa disembuhkan dengan obat-obatan”.

Kekerasan psikis bukan hanya berdampak pada kehidupan masa kini anak, melainkan juga masa depannya. Anak dapat menyerap emosi-emosi negatif, perlakukan abusif dan kekerasan yang dialaminya yang nantinya berpengaruh terhadap karakter anak di masa yang akan datang. 

Banyak anak yang pada akhirnya memiliki trauma mendalam disebabkan oleh kekerasan yang ia 
alami dan tidak semua anak menunjukan trauma tersebut melalui perilakunya.

Ada anak yang tetap ceria dan terlihat bahagia tetapi sebenarnya memendam trauma. Anak mungkin saja memaafkan semua tindak kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang dewasa disekitarnya tetapi tidak dengan melupakan.

Banyak anak korban kekerasan yang masih mengingat kejadian yang ia alami secara detail. Sayangnya, tidak semua anak dapat dengan berani menyampaikan hal buruk yang mereka alami. Kebanyakan anak merasa semakin takut dan memilih untuk memendamnya. 

Hal inilah yang menyebabkan timbulnya karakter-karakter negatif pada diri anak misalnya kurang percaya diri, rendah diri, ketakutan berlebih, dendam, trust issue, anger issue dan karakter buruk lainnya.

Kita sebagai orang dewasa yang sehat secara psikologis hendaknya lebih aware terhadap hal ini. 
Anak-anak membutuhkan kita sebagai pelindung bukan sebagai penghancur fisik maupun 
psikisnya. Jangan sampai kita menghancurkan masa depan anak melalui tindakan-tindakan buruk 
yang kita lakukan.

Ketika terbesit pikiran untuk melakukan tindakan pada anak kita harus mengingat dampak apa yang akan kita timbulkan di masa yang akan datang. Karena sejatinya, anak mungkin memaafkan tetapi tidak dengan melupakan!

Oleh: Farida Gustiani Hadi Putri

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow