Dampak Perceraian Orang Tua Bagi Perkembangan Anak

Jun 2, 2023 - 17:07
Dampak Perceraian Orang Tua Bagi Perkembangan Anak

OPINI, INILAHTASIK.COM | Di era globalisasi ini, dapat memudahkan seseorang untuk mengakses segala hal dengan mudah baik itu yang  berdampak positif maupun negatif. Perselingkuhan menjadi salah satu dampak negatif dari zaman modern ini, karena seseorang tidak perlu bertemu secara langsung untuk berkomunikasi.

Komunikasi pada saat ini dapat dilakukan melalui berbagai platform seperti WhatsApp, Instagram, Twitter, Facebook dan yang lainnya. Dampak yang sering terjadi bagi sepasang suami istri dari perselingkuhan ini ialah sebuah perceraian. Perceraian merupakan upaya yang dilakukan untuk memutuskan sebuah ikatan pernikahan dengan alasan tertentu.

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perceraian diantaranya karena permasalahan ekonomi, sosial dan budaya, adanya orang ketiga (perselingkuhan), kurangnya komunikasi dan tidak sesuai harapannya ketika sebelum dan sesudah pernikahan. Dalam kehidupan pastinya semua orang mempunyai permasalahan masing-masing. Biasanya penceraian menjadi pilihan terakhir saat tidak adanya jalan keluar (dissolution marriage).

Menurut Nibras, Dkk dalam Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora (Maret, 2021) berdasarkan data dari Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung, perceraian tahun 2015 jumlah perceraian sebanyak 455.044 kasus. Pada tahun berikutnya atau tahun 2016, perceraian di Indonesia turun menjadi 436.957 kasus. Namun angka perceraian kembali naik sebanyak 10% menjadi 472.780 kasus. Hingga pada tahun 2018 perceraian di Indonesia sebanyak 588.266 kasus perceraian.

Dalam agama Islam perceraian memang tidak dilarang, namun Allah membenci sebuah perceraian. Anak menjadi salah satu hal yang dirugikan jika orang tua bercerai karena banyak orang tua yang mengacuhkan anaknya ketika sudah bercerai baik itu mempunyai keluarga yang baru ataupun menyibukkan diri dengan pekerjaan. Menurut Ketua KPAID Kab. Tasikmalaya ... % kasus yang terjadi di KPAID Kab. Tasikmalaya disebabkan atau ada pengaruhnya dari perceraian orang tua dan mengalami broken home. 

Karakter anak terbentuk dari sikap dan perilaku lingkungannya, terutama keluarga. Keluarga yang mempunyai kehidupan harmonis akan memberikan dampak baik bagi anak karena anak yang merasa dicintai dan disayangi akan membuat anak semangat dalam hal apapun.

Tetapi sebaliknya untuk anak yang terbentuk dari keluarga kurang harmonis misalnya perceraian akan mengalami permasalahan emosional seperti merasa sedih, marah, stress, kecewa pada orang tua dan dirinya sendiri. Selain itu anak juga menjadi murung, menarik diri dari pergaulan, tidak sopan serta sikap kurang baik lainnya karena merasa tidak dicintai dan disayangi oleh orang lain.

Perceraian mempunyai dampak yang sangat besar terhadap perkembangan Jiwa dan pendidikan anak, terutama bagi anak usia dibawah 12 tahun dan remaja. Sikap yang sering ditemukan di sekolah antara lain anak jadi lebih pendiam dan rendah diri, nakal karena mencari perhatian, sulit bersosialisasi, prestasi belajar yang rendah dan putusnya tali silaturrahmi diantara kedua belah pihak akan membuat anak semakin merasa sendiri.

Walaupun tidak semua kasus perceraian seperti ini, namun sebagian besar berdampak negatif bagi perkembangan anak juga berpengaruh bagi pendidikan anak. Jika hal ini dibiarkan, ditakutkan kondisi jiwa anak semakin parah yang akan membuat anak depresi, bahkan yang lebih buruk anak berpikir untuk mencoba bunuh diri.

Dengan demikian, para orang tua seharusnya tidak melepaskan tanggung jawab mereka terhadap anaknya apabila telah atau akan terjadi perceraian serta tetap memberikan kasih sayang secara penuh kepada anaknya.

Misalnya dengan meluangkan waktu disaat hari libur (Family time), menanyakan perasaan anak, memberikan arahan dan nasihat ketika anak berada dalam suatu masalah. Sehingga pertumbuhan anak dapat tetap berkembang secara optimal.

Penulis: Ela Latifah Fuadah 

(Mahasiswa Prodi PGPUD UPI Kampus Tasikmalaya)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow