Tekan Angka Stunting, BKKBN Gelar Sosialisasi

Stunting tetap menjadi prioritas dan menjadi perhatian khusus bagi pemerintah

Dec 6, 2021 - 05:00
Dec 8, 2021 - 23:40
Tekan Angka Stunting, BKKBN Gelar Sosialisasi

KOTA TASIK, INILAHTASIK.COM | Pencegahan serta penurunan angka stunting di Kota maupun Kabupaten Tasikmalaya bukan hanya urusan pemerintah semata, melainkan semua masyarakat wajib terlibat dan berperan aktif guna memerangi kasus ini di Indonesia.

Hal itu dipaparkan dalam rangkaian acara Sosialisasi, Advokasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja, yang digelar di Saung Pataya, Kelurahan Ciakar, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, Minggu 05 Desember 2021.

Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi BKKBN, Drs. S. Teguh Santoso, M.Pd., menjelaskan bahwa tim pendamping keluarga baru dibentuk pada bulan ini, dan diberikan keterampilan tentang bagaimana caranya berkomunikasi di masa pandemi, serta bisa menggunakan aplikasi tertentu sehingga tidak harus bertatap muka.

“Kendala-kendala ini semoga bisa dipecahkan dengan baik. Terutama prokes harus dilakukan dengan baik juga, seperti memakai masker yang memang harus digunakan oleh tim pendamping keluarga inilah yang berhadapan dengan masyarakat,” ungkapnya.

Dalam langkah penanganannya, lanjut ia, di Jawa Barat saat ini sudah terbentuk sekitar 37 ribu, sedangkan untuk Tasikmalaya sebanyak 552 tim.

“Itu dikali tiga, menjadi 1.500 personil sekarang dilatih kemudian di bulan Desember sudah mulai pemanasan, dan di bulan Januari mulai proses pendampingan,” jelasnya.

Ia membeberkan bahwa pendampingan yang dilakukan yakni pertama, memberikan edukasi, penyuluhan, informasi kepada keluarga khususnya yang memiliki potensi resiko melahirkan balita stunting.

Lalu kedua, tim pendamping memfasilitasi keluarga-keluarga untuk mendapatkan pelayanan rujukan di Puskesmas, Bidan atau Dokter untuk mengetahui status Kesehatan, dan paling penting memastikan keluarga-keluarga yang mendapatkan bantuan agar bisa menerima sesuai haknya.

Ia mengaku optimis di pertengahan tahun 2024 mendatang angka stunting di Indonesia bisa 14 persen dan akan terus mengampanyekannya.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Bappenas, Hj. Kartika Yudisti B, Eng, M.Sc., menerangkan, stunting tetap menjadi prioritas dan menjadi perhatian khusus bagi pemerintah.

“Tadi juga sudah disampaikan bahwa stunting itu dari berbagai sektor pemerintah bekerjasama untuk menanganinya. Tadi juga kita mengumpulkan para kader-kader PKK, Posyandu yang berkepanjangan tangan dari BKKBN agar mereka lebih bersemangat lagi dalam melakukan penyuluhan-penyuluhan yang tepat sasaran,” ucapnya.

Ia menyebut, dengan adanya masa pandemi memang agak sedikit terhambat, tapi tetap bisa berusaha untuk menangani masalah stunting.

"Kita tetap mengacu terhadap target di angka 14 persen di tahun 2024 mendatang. Sedangkan untuk Kota Tasik sendiri angka stunting sudah mencapai 17 persen, sehingga saya pikir PR-nya tidak terlalu sulit, dan mudah-mudahan bisa tercapai 14 persen,” harapnya.

Sedangkan, katanya, untuk Kabupaten Tasik masih di angka 21 persen, dimungkinkan karena tantangan dari wilayah luas dan penduduknya lebih banyak.

“Ini program dari BKKBN mengadakan sosialisasi yang ditunjukan para kader, karena mereka yang menjadi garda terdepan untuk mengedukasi pencegahan stunting di masyarakat. Tapi pada ujungnya menuju penuruan stunting 14 persen pada tahun 2024 mendatang,” tandasnya.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Achmad Bilal Achmad Bilal Kurniawan adalah seorang Jurnalis Muda yang berfokus pada berita pemerintahan, umum dan feature dengan wilayah kerja di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya