Sudah Tak Malu Lagi, Sekda Kota Tasikmalaya Mulai Berani Gunakan Mobil Dinas Baru

INILAHTASIK.COM | Pemkot Tasikmalaya akhirnya memperlihatkan secara terbuka salah satu dari tiga unit mobil dinas baru seharga Rp 2,2 miliar. Mobil itu digunakan Sekretaris Daerah, Drs H Asep Goparulloh MPd untuk menghadiri agenda pemerintahan.
Bukan karena rakyat sudah sejahtera, bukan karena pelayanan publik sudah prima, melainkan karena mobilnya sudah mengantongi pelat nomor.
Narasi ini, sesederhana dan sesinis itu, mencerminkan satu hal, kemewahan pejabat telah menjadi hal yang lebih mudah dibenarkan ketimbang penderitaan rakyat.
Dalam situasi fiskal yang terbatas, ketika banyak daerah, termasuk Kota Tasikmalaya masih bergelut dengan problem dasar seperti infrastruktur rusak, layanan kesehatan tersendat, dan angka pengangguran yang mengkhawatirkan, maka pembelian mobil dinas baru tidak hanya keliru secara moral, tetapi juga tidak etis secara sosial.
Hal itu diungkapkan Juru Bicara Pergerakan Masyarakat Anti Korupsi (PEMANTIK), Irwan Supriadi Iwok, kepada wartawan, Rabu, 4 Juni 2025.
Menurutnya, ini bukan tentang sekadar mobil. Ini tentang mentalitas kekuasaan yang menempatkan kenyamanan pribadi di atas kebutuhan publik. Tentang pemimpin yang tak lagi merasa perlu menjelaskan keputusan anggaran yang menyakiti rasa keadilan kolektif.
"Kami paham, mobil dinas adalah fasilitas resmi. Tapi kami juga paham, anggaran publik bukan sekadar soal prosedur, melainkan amanah. Dibalik setiap rupiah yang dikeluarkan negara, ada hak rakyat yang semestinya diprioritaskan," ujar Iwok.
Ia menyebut, jika pelat nomor bisa membuat pejabat berani tampil, maka yang lebih dibutuhkan saat ini adalah pelat kesadaran sosial, dan pelat kendali moral.
Pihaknya mendesak Pemkot Tasikmalaya untuk buka dokumen dan justifikasi pengadaan kendaraan tersebut ke publik, serta meminta pemkot untuk menunda penggunaan dua unit lainnya hingga ada penilaian ulang kebutuhan dan urgensinya.
Selain itu, arahkan ulang anggaran simbolik ke sektor yang menyentuh langsung kehidupan warga, dan buktikan bahwa Pemerintah Kota Tasikmalaya tidak kehilangan empati di tengah fasilitas.
"Jika Pemkot Tasikmalaya ingin mengembalikan kepercayaan rakyat, maka langkah pertama adalah mengurangi jarak, bukan dengan suspensi lembut mobil baru, tapi dengan keputusan yang berpihak," tegas Iwok.
"Karena sejarah akan mencatat. Bukan siapa yang naik mobil termewah, tapi siapa yang turun tangan paling tulus ketika rakyatnya butuh," tandasnya.
What's Your Reaction?






