Situs Jangraga Cipaku Ciamis, Tempat Keramat Petilasan Prabu Siliwangi

Berdasarkan cerita kuncen dan para sesepuh terdahulu yang di sampaikan secata turun temurun, bahwa patilasan Jangraga adalah tempat keramat yang konon merupakan patilasan Prabu Siliwangi.

Oct 13, 2021 - 14:47
Oct 13, 2021 - 23:46
Situs Jangraga Cipaku Ciamis, Tempat Keramat Petilasan Prabu Siliwangi

CIAMIS, INILAHTASIK.COM | Kampung Sukamaju, Desa Selamanik, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, memiliki situs bersejarah dan tokoh-tokoh penting dalam sejarah sunda. Salah satunya Situs Keramat Jangraga yang merupakan Patilasan Pangeran Sutajaya.

Berdasarkan cerita kuncen dan para sesepuh terdahulu yang di sampaikan secata turun temurun, bahwa patilasan Jangraga adalah tempat keramat yang konon merupakan patilasan Prabu Siliwangi, Syeh Nurjati, Syeh Sarif Hidayatulloh dan Eyang Pangeran Sutajaya. 

Petilasan tersebut sebagai tempat untuk melakukan tafakur meminta petunjuk dari Allah dalam memutuskan suatu keputusan yang sangat penting demi kebaikan untuk rakyat dan negara.  

Dari situlah tempat itu di namai Jangraga yang artinya melakukan suatu kegiatan olah batin, olah Rasa, aji diri, aji rasa, bertafakur agar Allah memberikan hidayah petunjuk jalan keluar yang terbaik dalam memutuskan suatu masalah. 

Di lokasi situs tersebut terdapat dua petilasan Jangraga yaitu Jangraga Sepuh dan Jangraga Anom.

Di area situs Jangraga sepuh ada makam Senopati Jaga Baya yang merupakan pengawal dari Raden Sutajaya dari Kerajaan Cirebon, makom Nini Sancang dan Aki sancang.

Di area situs Jangraga masih ada sekitat 20 pohon yang usianya sudah ratusan tahun yang diameternya juga 1 meter lebih bahkan ada yang mencapai 50cm diameter akar gantungnya.(dalam bahasa sunda disebut "arey"). Yang masyarakat sekitar juga sudah tidakmengenal nama dan jenis pohonnya. 

Akar gantung (areuy), yang pernah melilit tubuh SenopatiJaga Baya ketika bertapa, masih ada sampai sekarang di lokasi situs.

Menurut cerita turun temurun yang di sampaikan Kuncen Jangraga, Engkus Kusdiana. Lokasi jangraga berada di puncak pasir (dataran tinggi yang bentuknya seperti Gunung). Awalnya sebelum eyang Sutajaya kesana, tempatnya gersang cuma di tumbuhi oleh pohon pandan  besar. Sampai sekarang pohon pandan masih tumbuh tersisa beberapa pohon yang sengaja tidak di musnahkan. 

Adapun tempat keramat di sekitar Situs Jangraga diantaranya situs Adipati Jaya Baya, Adipati Jaga Sakti, Kidemang Panggal, Kibuyut Jaga Raksa, Kibuyut Ngabeui Kilinting, Kibuyut wila candra, Kibuyut Dengkot, Kibuyut Tumenggung Gandu, Kibuyut Anggana Anggani, Kibuyut Karang Kamal Aki sancang dan Nini Sancang.

Tokoh-tokoh tersebut merupakan tokoh yang direkomendasikan oleh eyang Prabu Siliwangi untuk mendampingi Eyang Sutajaya dalam menyebarkan agama Islam di daerah Kawali (Sunda Galuh) khususnya.

Menurut Engkus, yang merupakan cicit dari kuncen pertama tahun 1950 an, mengatakan, situs Eyang Sutajaya disebut juga Jangraga Sepuh, dijaga gaib yaitu Eyang Mandor, Eyang Lorod, Eyang Ramang, Eyang Maskumambang, Eyang Kuncung Cilik Kudapuana, Eyang Sanghiang Kalapa Nunggal, Eyang Naga Wulung, dan Eyang Ki Samber Nyawa.

"Ageman yang di pegang oleh Eyang Sutajaya adalah syahadat Majmal sehingga dapat mengalahkan kesaktian Keris setan Kober, dari kelompok ilmu hitam  di mataram," jelas Engkus,

Situs lainya yang ada di sekitar situs Jangraga yang masih mempunyai energi gaib adalah situs batu kopeng yaitu batu tempat Macan besar dan kuda sembrani yang merupakan punden berundak di Citugu.

"Cerita, lagenda sejarah Situs Jangraga Selacai saya dapat dari narasumber dari sesepuh lewat nini umun, nini suwirah, nini enok,  aki unu, aki hasim dan perjalanan spiritual saya." ucapnya.

Situs Jangraga, bukan cuma mitos tetapi dibuktikan dengan adanya peninggalan berupa benda benda pusaka seperti beberapa keris, tombak, yang konon pernah dipakai dalam peperangan dan buku kuno dalam tulisan sunda kuno. 

"Peninggalanya disimpan oleh keturunan Eyang Sutajaya Ibu Eloh. Sayangnya benda benda itu raib di bawa seseorang untuk diserahkan ke musium Cirebon tapi kenyataan tidak diserahkan ke musieum," ujar engkus.

Situs Jangraga yang mempunyai nilai sejarah tinggi dalam perkembangan sejarah penyebaran agama islam hususnya di Kawali Ciamis, Namun, kurang mendapat perhatian dari pemerintah setempat. 

"Memang sangat disayangkan, sehingga sampai terjadi hilangnya batu batuan dari lokasi situs dan penebangan liar pohon purba di area situs oleh oknum yang tidak bertanggung jawab," pungkas Engkus.

Baca juga : Guna Rawat Situs, Kuncen Keramat Jangraga Jual tanah Pribadi

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow