Siapa Pemuda itu Sebenarnya?

Mar 23, 2023 - 11:38
Siapa Pemuda itu Sebenarnya?

Apa yang kalian ketahui jika membicarakan tentang Pemuda? 

Pemuda adalah seseorang yang masih berusia muda, biasanya kisaran dari usia 10-24 tahun. 

Menurut para ahli yaitu Koentjaraningrat (1997), pemuda adalah suatu fase yang berada dalam siklus kehidupan manusia, dimana fase tersebut bisa kearah perkembangan atau perubahan.

Sedangkan menurut Taufik Abdullah (1974), pemuda adalah generasi baru dalam sebuah komunitas masyarakat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

Dalam pandangan Islam pemuda yang baik adalah yang berkarakter Ashabul Kahfi dan beriman. 

Pemuda Ashabul Kahfi akan mendapat kemuliaan dimata Allah. Dengan keyakinan dan keimanan tersebut kita akan selalu merasa diawasi oleh Allah, jadi kita akan merasa malu untuk bermaksiat walaupun tidak ada manusia yang melihat.

Namun, faktanya hari ini pemuda banyak sekali yang kehilangan jati dirinya sebagai seorang muslim.

Banyak kasus kriminalitas seperti; pencurian, penganiayaan, pelecehan, bahkan sampai pembunuhan. Dan pelaku kasus-kasus di atas rentang usianya mendekati 17-24 tahun. 

Seperti beberapa berita yang baru saja heboh di masyarakat saat ini, yaitu kasus penganiayaan anak pejabat pajak Mario Dandy Satriyo, terhadap putra petinggi GP Ansor Jonathan Latumahina, David.

Penganiayaan secara brutal oleh Mario ini terjadi di sebuah perumahan di Pesanggarahan, Jakarta Selatan. Alasan Mario menganiaya David hanya karena seorang perempuan dan tidak dapat menahan egonya. ( CNNIndonesia.com 25/02/2023)

Kasus lain juga terjadi, seorang siswi SMP di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan meninggal usai menjadi korban pemerkosaan beberapa rekannya. 

Kasus tersebut terungkap saat korban yang tercatat sebagai Kecamatan Cenrana mengaku kesakitan di alat vitalnya hinga kesulitan duduk. 

Namun saat membuat laporan ke polisi, kondisi korban menurun dan tak mungkin dimintai keterangan. Korbanpun dilarikan ke RS M Yasin Bone. 

Setelah menjalani perawatan selama lima hari, korban menghembuskan napas terakhirnya. ( Kompas.com 24/02/2023)

Dua kasus di atas hanyalah segelintir tindak kekerasan yang terjadi saat ini di masyarakat dan masih banyak tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pemuda. Mengapa demikian? 

Bagaimana bisa pemuda saat ini begitu jauh dari pemahaman agama?

 Sehingga mereka tidak memikirkan dampak apa yang akan terjadi setelahnya. 

Beginilah gambaran pemuda hasil dari buah sistem kehidupan saat ini, sistem sekuler atau memisahkan agama dengan kehidupan sehari-hari. 

Tatkala akal digunakan untuk penentu hukum alhasil aturan yang terbentuk hanyalah kepentingan manusia.

Dan sistem pendidikan sekuler saat ini jauh sekali dengan pemahaman agama, sekolah tidak lagi bertujuan untuk menimba ilmu melainkan agar bisa mencetak buruh terdidik.

 Maka dari itu, tidak heran para pemuda sangat minim tentang pemahaman agama sehingga membuahkan perilaku yang buruk terhadap masyarakat.

Pemuda yang minim dengan pemahaman agama cenderung bertindak amoral untuk menyelesaikan masalah. Seperti kasus Mario di atas, karena pemuda itu tidak memiliki bekal agama dia dengan mudahnya menganiaya seseorang hanya untuk memuaskan egonya. 

Begitu juga dengan kasus kedua yang terjadi di Kabupaten Bone.

Beginilah pemuda yang kehilangan jati dirinya sebagai seorang muslim, saat mereka menghadapi suatu permasalahan tanpa bekal pemahaman agama.

 Maka yang terjadi tidak menyelesaikannya sesuai hukum syara' melainkan mereka menyelesaikan suatu permasalahan dengan ego atau hawa nafsu saja sehingga yang terjadi adalah tindakan kekerasan ataupun penganiayaan. 

Ditambah lagi kesibukan orangtua bekerja sehingga hubungan orangtua dan anak semakin jauh. 

Negara juga hanya menindak perilaku kriminal tanpa ada upaya pencegahan, bahkan negara sekuler mempersilakan paham liberalisme maupun permisif menggerogoti jiwa pemuda.

Berbeda dengan sistem Islam, di dalam negara yang berlandaskan sistem Islam pasti didasari oleh akidah Islam yang akan menuntut pemeluknya menyadari bahwa dunia adalah tempat menanam kebaikan untuk bekal di akhirat kelak.

Dengan begitu, pemahaman seperti ini akan menjaga setiap individu untuk selalu menjaga perilaku sesuai aturan Allah dan Rasul-Nya. Islam memerintahkan untuk mendidik anak-anak dengan akidah islam bukan nilai-nilai materialistik yang meninggikan ego.

Akidah Islam ini akan menuntut menjadi pribadi yang memiliki akhlakul karimah sehingga baik mereka anak pejabat ataupun rakyat biasa tidak ada yang merasa rendah diri atau tinggi hati. Yang membedakan keduanya adalah keimanannya kepada Allah swt.

Begitu juga dengan masyarakat di dalam sistem Islam, karena sudah paham tentang akidah Islam maka masyarakatnya juga memiliki budaya amar ma'ruf nahi munkar.

 Sehingga akan menjadi lingkungan yang baik bagi anak-anak maupun pemuda.

Di lain sisi, Negara dalam sistem islam wajib menjadi perisai bagi anak-anak agar mereka tidak salah tujuan hidupnya. 

Dan upaya negara dalam sistem Islam antara lain; menerapkan kurikulum Pendidikan Islam yang di susun untuk menciptakan kepribadian Islam kepada anak didik.

Negara juga akan mengatur sistem sosial seperti menjaga interaksi antara laki-laki dan perempuan agar tidak terjadi ikhtilat maupun berkhalwat. 

Upaya negara tersebut agar masyarakat tidak melanggar syari'at Islam.

Jikapun ada yang melanggar, pelaku akan dikenakan sanksi begitu juga jika pelaku sudah baligh maka uqubat islam wajib diberikan padanya. 

Dan sanksinya sesuai syari'at islam yang pastinya bersifat zawajir dan jawabir.

Inilah perbedaan dari sistem sekuler dengan sistem Islam, pemuda dari hasil sistem sekuler jauh sekali dengan nilai-nilai agama.

Sehingga menciptakan sifat yang amoral dan dapat merugikan masyarakat.

 Sedangkan pemuda dalam sistem islam akan menyadari jati dirinya yang sebenarnya yaitu sebagai seorang muslim yang akan mengutamakan ketaqwaan dan ketaatannya kepada Allah swt. 

Sehingga para pemuda di dalam sistem islam akan menyadari sendiri untuk tidak melakukan aksi yang amoral karena patokan hidupnya adalah mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Serta bagaimanapun caranya untuk mengamalkan kembali ilmu yang sudah mereka dapatkan untuk bekal di akhirat. 

Jadi pemuda tidak akan sibuk dengan tindakan amoral kepada masyarakat akan tetapi pemuda yang bertaqwa akan sibuk menebarkan kebaikan.

Namun, kita dapat menemukan pemuda yang seperti ini hanya ada di dalam sistem Islam. 

Maka dari itu, sudah seharusnya sistem islam yang menjadi patokan dalam menyelesaikan aturan di dalam kehidupan.

Wallahuallam

Oleh: Nur Hikmah

(Komunitas Remaja Move On Karawang)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow