Pentingnya Peran Ayah dalam Pembentukan Karakter Anak Sejak Dini

Oct 21, 2023 - 16:36
Pentingnya Peran Ayah dalam Pembentukan Karakter Anak Sejak Dini

OPINI, INILAHTASIK.COM | Indonesia saat ini tengah menghadapi krisis peran ayah yang marak, yang sering disebut sebagai fenomena "fatherless." Menurut Zuroida dalam penelitian oleh Wulandari & Shafarni pada tahun 2023, "Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai negara fatherless di dunia." Fenomena ini mengindikasikan tingginya jumlah anak yang kurang mendapatkan kehadiran seorang 'ayah' dalam kehidupan mereka.

Maraknya fenomena fatherless ini tidak dapat dilepaskan dari beragam faktor penyebabnya. Seorang ayah tidak hanya berperan sebagai pencari nafkah, melainkan juga memiliki peran penting dalam pengasuhan anak di rumah. Peran ayah sangat memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak. Sayangnya, masyarakat seringkali kurang menyadari pentingnya peran ayah, baik secara fisik maupun psikologis. Ketidakhadiran peran ayah ini berdampak signifikan terhadap kualitas akademik anak.

Setiap pasangan yang menikah memiliki harapan untuk memiliki anak dan memberikan pengasuhan terbaik bagi mereka. Namun, kenyataannya, tidak semua ayah terlibat aktif dalam pengasuhan anak, sehingga ibu seringkali menjadi pihak yang berperan penting. Hal ini berpotensi menciptakan dampak negatif pada perkembangan moral anak.

Kepribadian anak yang kuat dan perkembangan moral yang baik memerlukan keterlibatan dan dukungan dari kedua orang tua. Ketika salah satu dari kedua orang tua tidak terlibat dalam proses pengasuhan, dapat terjadi ketidakseimbangan dalam perkembangan psikologis dan moral anak. Oleh karena itu, penting untuk memahami dampak dari keluarga yang tidak memiliki kehadiran ayah (fatherless) terhadap perkembangan moral anak.

Beberapa alasan mengapa orang mengabaikan fenomena fatherless, di antaranya adalah faktor ekonomi. Faktor ekonomi sering menjadi penyebab utama, karena banyak ayah yang harus bekerja jauh dari rumah atau memiliki jam kerja yang sangat padat untuk mencari nafkah, sehingga waktu yang mereka miliki untuk berinteraksi dengan anak-anak sangat terbatas.

Selain itu, perubahan pola masyarakat dalam pandangan terkait peran gender dan peran ayah dalam keluarga juga memainkan peran penting dalam fenomena fatherless. Menurut penelitian oleh Nailufar dan rekan-rekannya pada tahun 2023, perubahan dalam pandangan masyarakat terhadap peran gender dan peran ayah dalam keluarga dapat mengakibatkan kurangnya keterlibatan ayah dalam mendidik anak-anak mereka.

Beban kerja yang tinggi dan tuntutan yang semakin berat juga dapat membuat ayah kurang aktif dalam kehidupan anak-anak mereka. Selain itu, perceraian juga dapat menjadi penyebab fatherless, karena setelah perceraian, beberapa ayah mungkin kehilangan akses yang sama terhadap anak-anak mereka atau gagal memenuhi tanggung jawab mereka sebagai ayah.

Peran ayah dalam membentuk karakter anak sangat penting. Ayah memiliki peran yang tidak dapat digantikan oleh seorang ibu dalam proses pengasuhan anak. Ayah berperan dalam kegiatan yang berhubungan dengan pembentukan kepribadian anak, seperti memberikan contoh, memberikan bimbingan, dan menjelaskan norma serta nilai kepada anak.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kiromi pada tahun 2022, "Anak yang dibesarkan dengan keterlibatan ayah yang aktif cenderung memiliki karakter yang baik. Mereka lebih peduli terhadap orang lain, mampu mengendalikan emosi, memiliki kesadaran akan tanggung jawab, melakukan hal yang benar meskipun tidak ada yang melihat, memiliki kekuatan batin untuk memelihara harmoni dengan lingkungan, dan mengembangkan perilaku yang sesuai dengan standar tertentu." Ini menunjukkan bahwa kehadiran ayah dalam keluarga juga dapat memberikan perlindungan dan dukungan moral bagi anak.

Dalam keluarga yang tidak memiliki kehadiran ayah, nilai-nilai karakter yang diajarkan kepada anak dapat sangat bervariasi. Hal ini karena orang tua tunggal, biasanya ibu, fokus pada kebutuhan anak dan mengajarkan nilai-nilai seperti kemandirian, ketabahan, tanggung jawab, dan kerja keras. Oleh karena itu, peran ayah dalam membentuk karakter anak sangat diperlukan, karena ayah memberikan kontribusi unik dalam pengasuhan anak dan berdampak positif pada perkembangan moral anak.

Menurut penelitian dari Harvard University Center on the Developing Child pada tahun 2017, "Perkembangan otak anak paling pesat terjadi pada usia 0-5 tahun." Hal ini menunjukkan bahwa pada periode ini, anak memiliki kemampuan belajar dan menyerap informasi dengan cepat. Oleh karena itu, masa ini merupakan waktu yang tepat untuk membentuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku positif pada anak.

Karakter yang terbentuk sejak dini cenderung lebih stabil dan sulit diubah di kemudian hari. Dengan memulai pembentukan karakter sejak dini, kita dapat memberikan dasar yang kuat bagi anak agar tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab, berempati, dan memiliki nilai-nilai yang baik.

Fatherless memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan anak. Beberapa dampak fatherless antara lain masalah emosional, di mana anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah cenderung mengalami masalah emosional seperti kecemasan, depresi, dan rendahnya harga diri. Gangguan perilaku juga sering terjadi, di mana anak yang tidak memiliki keterlibatan ayah yang memadai memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan perilaku seperti kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, dan perilaku agresif. Prestasi akademik juga terpengaruh, karena keterlibatan ayah yang minim dapat berdampak negatif pada prestasi akademik anak. Anak cenderung mengalami kesulitan belajar dan memiliki motivasi yang rendah.

Dampak lainnya adalah gangguan dalam hubungan sosial, di mana anak yang tidak memiliki hubungan yang kuat dengan ayah cenderung mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam membangun kepercayaan dan memiliki keterampilan sosial yang kurang berkembang. Kemandirian anak juga terhambat, karena keterlibatan ayah yang minim dapat menghambat perkembangan kemandirian anak. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan, mengatasi tantangan, dan mengembangkan keterampilan hidup yang penting. Dengan demikian, kehadiran ayah memiliki dampak positif pada berbagai aspek kehidupan anak, termasuk perilaku, harga diri, keseimbangan emosional, prestasi akademik, dan perkembangan moral.

Untuk mengatasi permasalahan fatherless, ada beberapa solusi yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah meningkatkan kesadaran akan pentingnya peran ayah dalam keluarga dan pembentukan karakter anak melalui kampanye dan program edukasi. Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya keterlibatan ayah dalam kehidupan anak-anak mereka.

Selain itu, perlu mendorong kesetaraan gender dalam keluarga. Penting untuk mengubah pandangan masyarakat yang menganggap peran ayah hanya terbatas pada pencari nafkah. Ayah perlu didorong untuk lebih aktif dalam mendidik anak-anak mereka dan berbagi tanggung jawab dengan ibu. Selain itu, perlu ditingkatkan dukungan dan kebijakan yang mendukung peran ayah, termasuk cuti ayah, program pelatihan, dan dukungan psikologis.

Pemerintah dan lembaga terkait juga perlu memberikan dukungan dan fasilitas bagi ayah agar dapat terlibat secara aktif dalam kehidupan anak-anak mereka. Komunikasi dan kerjasama antara orang tua yang bercerai juga perlu ditingkatkan. Dengan demikian, kesadaran akan pentingnya keluarga yang berperan secara holistik dan penerapan kesetaraan gender dalam keluarga dapat membantu mencegah fenomena fatherless dan membantu dalam pembentukan karakter anak.

Ayah memiliki peran penting dalam memberikan disiplin yang konsisten, mendorong kemandirian, dan menjadi teladan yang baik bagi anak. Ayah juga dapat membantu anak mengembangkan keterampilan, keberanian, dan rasa percaya diri. Keseluruhan, baik ayah maupun ibu memiliki peran yang tak tergantikan dalam membentuk karakter anak.

Kehadiran dan keterlibatan aktif dari kedua orang tua sangat penting untuk memberikan pengaruh positif dan mendukung perkembangan anak secara holistik. Penting untuk memulai pembentukan karakter anak sejak dini, karena masa anak-anak merupakan periode yang sangat penting dalam perkembangan mereka. Oleh karena itu, ayah harus aktif dan terlibat dalam kehidupan anak-anaknya.

Penulis: Manzilatul Fathy  (Mahasiswa UPI Tasikmalaya)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow