Lolobox.co, Dari ‘Lolodok’ ke Ruang Rasa, Reinkarnasi Cita dan Cerita di Meja Makan

Jul 2, 2025 - 10:29
Jul 2, 2025 - 10:29
Lolobox.co, Dari ‘Lolodok’ ke Ruang Rasa, Reinkarnasi Cita dan Cerita di Meja Makan

INILAHTASIK.COM | Di tengah maraknya bisnis kuliner modern yang kerap mengejar tren viral, Lolobox.co menawarkan sesuatu yang berbeda: ia bukan sekadar usaha makanan, melainkan upaya menghidupkan kembali kenangan, pertemanan, dan filosofi makan itu sendiri.

Didirikan pada akhir tahun 2019 oleh lima mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Pasundan (Unpas) Lolobox lahir dari sebuah tugas kuliah marketing komunikasi. Nama yang terdengar jenaka ini ternyata menyimpan kedalaman makna. Diambil dari plesetan bahasa Sunda “lolodok”, yang berarti makan dengan lahap, Lolobox sejak awal ingin menjadi simbol dari kebersamaan dan kesederhanaan yang hangat.

Makan bukan sekadar aktivitas biologis. Ia adalah ritual sosial. Saat kita 'lolodok', kita tak hanya mengisi perut, tapi juga merayakan hidup, berbagi cerita, dan memelihara kemanusiaan,” ujar salah satu pendiri dalam percakapan santai.

Dari Tugas Kuliah ke Jejak Rasa

Berawal dari dapur sederhana dan sistem open pre-order dua hingga tiga kali seminggu, Lolobox menjelma menjadi pilihan favorit mahasiswa di sekitar kampus Unpas. Keberhasilannya tak hanya terletak pada rasa, tetapi pada narasi yang menyertainya: makanan sebagai medium komunikasi dan pengalaman estetik.

Memasuki awal 2020, Lolobox mulai dikenal di kampus-kampus lain. Namun, pandemi COVID-19 yang menghantam pada Maret tahun itu menjadi titik jeda. Operasional dihentikan, para pendiri pulang ke kota masing-masing, dan rencana ekspansi yang sempat ditawarkan pun tertunda karena situasi tak menentu.

Meski demikian, seperti rasa yang tak mudah hilang dari lidah, Lolobox tetap hidup dalam ingatan. Bahkan sempat hadir kembali di Tasikmalaya saat masa PPKM. Respons masyarakat kembali hangat, menunjukkan bahwa Lolobox bukan sekadar makanan, tapi rasa yang dirindukan.

Makan dan Ingatan

Pada tahun 2025, dari sebuah tongkrongan biasa, muncul kembali percakapan: "Daripada nongkrong terus, kenapa tidak bikin usaha lagi?" Maka dari obrolan ringan itu, muncul niat untuk membangkitkan kembali Lolobox, yang kini berevolusi menjadi Lolobox.co.

Makanan itu punya memori. Ia mengandung kenangan, percakapan, bahkan kadang luka yang manis.

"Kami ingin menghidupkan lagi itu semua,” ujar salah satu penggagas rebranding.

Reinkarnasi Lolobox.co ini kembali mengusung sistem open pre-order yang memberi ruang bagi kedekatan dengan pelanggan. Tidak sekadar transaksi, tetapi relasi. Bertepatan dengan gelaran Ruang Bermusik 2025 di Tasikmalaya, Lolobox.co hadir membuka tenant — bukan hanya menjual makanan, tapi menyajikan cerita, aroma masa lalu, dan harapan masa depan.

Filosofi Makan Menyantap Hidup dengan Penuh Syukur

Dalam kebudayaan Nusantara, makan tak pernah netral. Ia adalah peristiwa budaya yang menyatukan: keluarga, sahabat, bahkan orang asing. Di warung, di meja makan, di karpet piknik — makan adalah bentuk paling sederhana dari solidaritas.

"Kami percaya bahwa dengan lolodok, kita belajar tentang keikhlasan. Makan dengan lahap bukan hanya karena lapar, tapi karena kita menikmati hidup, bersama orang-orang yang kita sayangi. Lolobox.co ingin menjadi pengingat akan hal itu," jelasnya.

Kini, dengan semangat baru dan identitas yang matang, Lolobox.co tak hanya menjual rasa, tapi juga menyajikan makna. Di setiap kotak yang mereka kirimkan, tersimpan lebih dari sekadar makanan — ada memori, ada filosofi, dan ada cinta yang dibungkus sederhana namun penuh makna.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

AB Asmarandana ​AB Asmarandana, nama pena dari Budi Darma, M.Sn., adalah seorang seniman teater, penulis, dan dosen asal Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Saat ini Ia aktif sebagai dosen Prodi Sendratasik UMTAS dan mengembangkan seni pertunjukan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Kutai Kartanegara dan Tasikmalaya.​