Buntut Diskualifikasi Atlet Cabor Bulutangkis, Porsadin Kota Tasik Diwarnai Isu Kecurangan
INILAHTASIK.COM | Pekan Olahraga dan Seni Antar Diniyah (Porsadin) tingkat Kota Tasikmalaya yang digelar Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) diwarnai isu kecurangan dari panitia.
Pasalnya, di cabang Olahraga Bulutangkis, salah satu atlet dari Kecamatan Cihideung, santri Pondok Pesantren Fauzan mengaku dirugikan atas keputusan panitia yang mendiskualifikasinya pada saat laga puncak.
Dadah, orang tua atlet yang kena diskualifikasi, merasa heran dengan panitia yang dengan seenaknya memajukan jadwal final.
“Semula jadwalnya pukul 13.00 WIB, di majukan jadi pukul 10 an, dan itu juga tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Kalau ada pemberitahuan sebelumnya, kita akan datang lebih awal,” tutur Dadah, saat ditemui di kediamannya, pada Selasa, 13 Agustus 2024.
“Karena kita tahunya jadwal jam 1 siang, jadi kita datang sekitar jam segitu. Ternyata saat kita datang, panitia langsung bilang anak saya sudah di diskualifikasi karena jadwal di rubah jadi jam 10 pagi,” tambahnya.
Ia mengaku sudah melakakukan protes terhadap panitia, namun pihak panitia bersikeras dengan keputusannya.
Sementara itu, Pimpinan Ponpes Fauzan, KH Ijad Noorjaman mengaku kecewa dengan panitia yang tidak becus mengadakan perlombaan.
Menurutnya, dari segi administrasi tidak tertib, karena tidak ada surat tertulis terkait perubahan jadwal. Yang berakibat salah satu atlet binaannya dirugikan karena di diskualifikasi.
"Tindakan dari panitia sangat gegabah, ini urusannya dengan psikologi anak, menjatuhkan mental juara anak. Yang tadinya anak tersebut berjiwa petarung dan sudah siap bertanding, tiba-tiba dibatalkan dan di diskualifikasi secara sepihak," ujarnya.
“Ini harus jadi perhatian serius, jangan sampai masa depan anak terganggu dengan tindakan gegabah panitia pada kejuaran ini,” sambung Kiayi Ijad.
Saat di konfirmasi, pihak panitia FKDT Kota Tasikmalaya tidak memberi komentar dan keputusan apapun ihwal masalah tersebut.
What's Your Reaction?