Warga Satu Kampung di Desa Tanjungsari Tasikmalaya Kompak Jadi Pedagang Rujak

INILAHTASIK.COM | Kampung Sukatani atau yang lebih populer dikenal sebagai Kampung Rujak, merupakan salah satu Kampung di Desa Tanjungsari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Sebutan kampung rujak bukan tanpa dasar, karena hampir 80 persen warganya merupakan pedagang rujak.
"Hampir satu RT lebih, warga di sini mah semua berprofesi sebagai pedagang rujak," kata Nana Sumarna, tokoh masyarakat kampung tersebut, saat berbincang dengan wartawan, Kamis, 3 April 2025.
Menurutnya, menjadi pedagang rujak, bagi masyarakat Kampung Sukatani merupakan profesi turun temurun dari nenek moyangnya terdahulu. Nana yang juga sebagai pedagang rujak, ia biasa berjualan rujak keliling, dengan macam buah seperti, nanas, jambu batu, jambu air, ubi, bengkuang, dan belimbing.
"Saya saja menjadi pedagang rujak itu, pertama kali diajak oleh bapak saya dulu, waktu saya umur 15 tahun. Dan sekarang umur saya sudah 55 tahun, sudah punya anak 4 cucu 6," tuturnya.
Namun karena semua anaknya perempuan, yang meneruskan profesinya itu adalah para menantu dari keempat anaknya, semuanya berprofesi sebagai pedagang rujak buah buahan.
Ia bercerita kisah sejak awal dirinya menjadi tukang rujak buah buahan, Nana mengaku sudah pernah berjualan di hampir lima kota besar, yakni Garut, Bandung, Cianjur, Bekasi, Depok, Jakarta dan sekarang sudah 15 tahun jualan rujak di Bogor.
Perjalanan sebagai pedagang rujak yang dilakoninya membuat dirinya mampu bertahan pada profesi leluhurnya itu. Ia mengaku sudah banyak mengalami suka duka sebagai pedagang rujak.
"Bagi pedagang mah sukanya itu, kalau jualanya cepet laku dan habis. Dukanya pedagang rujak mah, jika cuaca lagi musim hujan, apalagi kalau hujannya terus menerus bahkan jika sampai berhari hari, bagi pedagang rujak mah rugi besar pak. Bahkan sampai banyak yang bangkrut" terang Nana.
Sedangkan saat saat yang menguntungkan bagi para pedagang rujak buah buahan seperti dirinya, ketika ada hiburan atau acara acara pemerintahan.
"Di kota kan sering ada acara seperti jalan santai, hiburan musik, atau acara yang diselenggarakan oleh pemerintah. Nah biasanya yang hadir bisa sampai ribuan orang, itu kesempatan bagus bagi penjual rujak mah. Makanya jualan pun tak lama, paling 3 hingga 4 jam juga sudah habis," tuturnya.
Ia menyebut, keuntungan dari berjualan rujak, biasanya setengah dari modal pokok. "Kalau keuntungan mah, misalkan modalnya 150 ribu, maka keuntungannya juga harus 150. Bahkan kalau lagi bagus mah, bisa lebih," ujarnya.
What's Your Reaction?






