Reformasi Keimigrasian 2024; Rekor Baru, Inovasi, dan Tantangan Global

Dec 18, 2024 - 11:17
Dec 18, 2024 - 11:20
Reformasi Keimigrasian 2024; Rekor Baru, Inovasi, dan Tantangan Global

INILAHTASIK.COM | Sepanjang tahun 2024, Indonesia menyaksikan berbagai transformasi struktural dan kebijakan yang bertujuan meningkatkan kualitas layanan sekaligus menghadapi tantangan global. 

Sejak pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2024, pemerintahan baru dengan Kabinet Merah Putih langsung bergerak cepat melakukan reformasi signifikan di berbagai sektor. 

Salah satu langkah besar yang diambil adalah restrukturisasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) menjadi beberapa kementerian baru di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan.

Sebagai bagian dari transformasi tersebut, Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi kini bernaung di bawah Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, yang dipimpin oleh Menteri Agus Andrianto dengan didampingi Wakil Menteri Silmy Karim. 

Struktur organisasi Ditjen Imigrasi diperluas dengan tambahan dua direktorat baru, yaitu Direktorat Tempat Pemeriksaan Imigrasi dan Direktorat Teknologi Informasi Keimigrasian. Dengan total sembilan direktorat, Ditjen Imigrasi kini memiliki struktur yang lebih solid untuk menjalankan operasional keimigrasian secara efektif.

Transformasi ini didukung oleh revisi Undang-Undang Keimigrasian yang disahkan pada September 2024. Revisi tersebut membawa sejumlah perubahan penting, termasuk pengakuan paspor Republik Indonesia sebagai bukti kewarganegaraan dan pemberian kewenangan kepada pejabat imigrasi untuk membawa senjata api guna meningkatkan keamanan dalam bertugas. 

Selain itu, masa berlaku izin masuk kembali (IMK) kini disesuaikan dengan izin tinggal terbatas atau tetap (ITAS/ITAP), memberikan kemudahan bagi pemegang izin tinggal. Aturan baru lainnya memungkinkan pemerintah menolak masuk warga negara asing yang melakukan kejahatan berat hingga seumur hidup. Perubahan ini memberikan landasan hukum yang kuat untuk menghadapi tantangan global.

Direktorat Jenderal Imigrasi mencatat pencapaian luar biasa pada 2024, dengan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp8,5 triliun, atau 142% dari target Rp6 triliun. 

Kontribusi terbesar berasal dari layanan visa sebesar Rp4,82 triliun, diikuti oleh layanan paspor Rp2,3 triliun, dan layanan keimigrasian lainnya Rp1,4 triliun. 

Plt Direktur Jenderal Imigrasi, Saffar Muhammad Godam, mengungkapkan bahwa jumlah tersebut mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Dalam periode 1 Januari hingga 15 Desember 2024, Ditjen Imigrasi menerbitkan 4.838.581 paspor, menyumbang sekitar 27% dari total PNBP Imigrasi. Sementara itu, 5.162.775 visa diterbitkan dalam periode yang sama. Dari jumlah tersebut, visa kunjungan saat kedatangan (visa on arrival) mendominasi dengan 4.635.858 penerbitan. 

Baca Juga: https://www.inilahtasik.com/ditjen-imigrasi-bongkar-prostitusi-berkedok-wisata-12-wna-vietnam-diamankan

Selain itu, visa kunjungan satu kali perjalanan (single entry) mencapai 420.529, visa kunjungan beberapa kali perjalanan (multiple entry) sebanyak 43.292, visa tinggal terbatas 62.630, dan golden visa 471, yang menghasilkan nilai investasi mencapai Rp9 triliun.

Izin tinggal juga mengalami peningkatan signifikan. Pada 2024, penerbitan izin tinggal kunjungan (ITK) mencapai 9.325.307, meningkat 31 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. 

Izin tinggal terbatas (ITAS) naik 40% dengan total 259.944, sementara izin tinggal tetap (ITAP) meningkat tiga kali lipat menjadi 6.437. Negara pengguna izin tinggal terbanyak adalah Australia, Republik Rakyat Tiongkok, Malaysia, Singapura, dan India.

Dalam hal perlintasan, jumlah orang yang melintas masuk dan keluar Indonesia mencapai 46.735.310. Dari jumlah tersebut, 22.181.808 adalah warga negara Indonesia (WNI) dan 24.553.502 warga negara asing (WNA). Perlintasan udara mendominasi dengan 36.753.657 orang, diikuti perlintasan laut 8.237.837, dan darat 1.743.816.

Pengawasan dan penindakan juga mengalami peningkatan signifikan. Ditjen Imigrasi mencatat 5.047 tindakan administratif keimigrasian (TAK), naik 150% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebanyak 9.978 orang asing ditangkal masuk, meningkat 49%, sementara 1.379 individu dicegah keluar dari Indonesia, meningkat 27%. 

Penangkapan buronan internasional dan pelaku kejahatan siber dari berbagai negara menjadi bukti komitmen pemerintah dalam menjaga keamanan nasional.

Inovasi layanan menjadi salah satu fokus Ditjen Imigrasi pada 2024. Beberapa terobosan meliputi operasional autogate di Bandara Soekarno-Hatta dan I Gusti Ngurah Rai, yang kini dapat digunakan oleh anak usia 6 tahun dan WNA dengan paspor elektronik. 

Selain itu, Immigration Lounge di pusat perbelanjaan besar seperti Pondok Indah Mall 3 dan Senayan City menawarkan layanan percepatan pembuatan paspor dalam satu hari.

Digitalisasi juga terus dikembangkan melalui layanan elektronik seperti eVOA, e-ITK, e-ITAS, dan e-ITAP. Situs evisa.imigrasi.go.id memungkinkan perpanjangan visa secara online, sementara layanan baru seperti Petugas Imigrasi Pembina Desa (Pimpasa) membantu mengawasi calon pekerja migran Indonesia.

Pada akhir 2024, layanan paspor elektronik telah diterapkan sepenuhnya di 13 kantor imigrasi, termasuk 22 perwakilan RI di luar negeri. Tarif baru paspor sesuai PP No. 45 Tahun 2024 juga mulai berlaku, dengan biaya paspor elektronik 10 tahun sebesar Rp950.000.

Dengan total 133 kantor imigrasi dan tambahan 265 kendaraan patroli, Ditjen Imigrasi memperkuat infrastruktur demi mendukung operasional yang lebih baik. 

Kerja sama domestik dan internasional terus diperluas, mencakup 21 perjanjian dalam negeri, dua perjanjian bilateral, dan empat perjanjian multilateral. Salah satu kerja sama penting adalah dengan VFS Global untuk mendukung digitalisasi layanan keimigrasian.

Plt Dirjen Imigrasi, Saffar Muhammad Godam, menegaskan bahwa berbagai capaian ini mencerminkan komitmen Ditjen Imigrasi untuk terus meningkatkan layanan publik melalui digitalisasi, transparansi, dan kerja sama strategis. 

Dengan optimisme tinggi, pemerintah yakin dapat menghadapi tantangan global sekaligus mendorong mobilitas yang aman dan efisien. 

Transformasi ini diharapkan menjadi pondasi kuat untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang semakin maju dan kompetitif di kancah internasional.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow