Peran Ayah dalam Membentuk Karakter Anak Sejak Dini dengan Maraknya Fenomena Fatherless

Ayah memiliki peran penting dalam memberikan disiplin yang konsisten, mendorong kemandirian, dan menjadi teladan yang baik bagi anak. Ayah juga dapat membantu anak mengembangkan keterampilan holistik, keberanian, dan rasa percaya diri. Dalam keseluruhan, baik ayah maupun ibu memiliki peran yang tak tergantikan dalam membentuk karakter anak. Kehadiran dan keterlibatan aktif dari kedua orang tua sangat penting untuk memberikan pengaruh positif dan mendukung perkembangan anak secara holistic. Penting untuk memulai pembentukan karakter anak sejak dini karena masa anak-anak merupakan periode yang sangat penting dalam perkembangan mereka. Oleh karena itu, penting bagi ayah untuk hadir secara aktif dan terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka.

Oct 21, 2023 - 14:34
Oct 23, 2023 - 20:33
Peran Ayah dalam Membentuk Karakter Anak Sejak Dini dengan Maraknya Fenomena Fatherless

OPINI, INILAHTASIK.COM | Indonesia saat ini sedang maraknya krisis peran ayah, dimana fenomena ini sering disebut dengan anak yatim. Menurut Zuroida dalam Wulandari & Shafarni, (2023) “Indonesia merupakan negara yatim ketiga di dunia”. Fenomena ini disebut dengan banyaknya anak yang kekurangan sosok 'ayah' dalam hidupnya.

Dengan adanya fenomena ini tidak terlepas dari beberapa faktor penyebab maraknya fenomena yatim ini. Seorang ayah bukan hanya menjadi seseorang yang mencari nafkah saja namun berperan juga dalam mengasuh anak di rumah.

Peran ayah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak. Masyarakat cenderung tidak menyadari akan keberadaan sosok ayah dalam keseharian anak baik itu secara fisik maupun psikologis dan ketidakhadiran peran ayah ini sangat berpengaruh pada kualitas akademik anak.

Setiap pasangan yang telah menikah berharap memiliki anak dan memberikan pengasuhan terbaik bagi mereka. Namun, kenyataannya tidak semua ayah ikut serta dalam mengasuh anak, sehingga hanya ibu yang berperan penting.

Hal ini dapat mempunyai dampak negatif terhadap perkembangan moral anak. kepribadian anak yang kuat dan perkembangan moral yang baik membutuhkan keterlibatan dan dukungan dari kedua orang tua.

Ketika salah satu dari kedua orang tua tidak ada dalam proses pengasuhan, terjadi kecukupan dalam perkembangan psikologis dan moral anak. Oleh karena itu, penting untuk memahami dampak dari keluarga tanpa sosok ayah (yatim) terhadap kecerdasan moral anak.

Beberapa alasan mengapa orang mengabaikan fenomena fatherless ini yaitu diantaranya faktor ekonomi dimana faktor ekonomi ini dapat menjadi penyebab utama. Banyak ayah yang harus bekerja jauh dari rumah atau bekerja dengan jam kerja yang holisti untuk mencari nafkah, sehingga mereka memiliki waktu yang terbatas untuk berinteraksi dengan anak-anak mereka.

Selain itu, faktor perubahan holist juga berperan dalam fenomena fatherless. Nailufar dkk., (2023) menyatakan bahwa perubahan pola holis masyarakat tentang peran gender dan peran ayah dalam keluarga dapat menyebabkan ayah kurang aktif dalam mendidik anak-anak mereka, beban kerja yang tinggi dan tuntutan holist yang meningkat juga dapat membuat ayah kurang hadir dalam kehidupan anak-anak mereka.

Selain itu, faktor perceraian juga dapat menyebabkan fatherless, setelah perceraian beberapa ayah mungkin tidak lagi memiliki akses yang sama untuk berinteraksi dengan anak-anak mereka, atau mereka mungkin tidak memenuhi tanggung jawab mereka sebagai ayah.

Peran ayah dalam membentuk karakter anak sangat penting. Ayah memiliki peran yang tidak dapat digantikan oleh seorang ibu dalam proses pengasuhan anak. Ayah berperan dalam kegiatan yang berkaitan dengan pembentukan kepribadian anak, seperti memberikan contoh, membimbing, dan menjelaskan norma dan nilai holist kepada anak. Menurut penelitian yang dilakukan Kiromi, (2022)

“Anak yang dibesarkan dengan keterlibatan ayah yang aktif cenderung memiliki karakter yang baik. Mereka lebih peduli terhadap orang lain, mampu mengendalikan emosi, sadar akan tanggung jawab holist, melakukan hal yang benar meskipun tidak ada yang melihat, memiliki kekuatan batin untuk mengupayakan keharmonisan dengan lingkungan, dan mengembangkan perilaku yang konsisten dengan standar tertentu”. 

Ini menunjukkan, dengan kehadiran ayah dalam keluarga juga dapat memberikan perlindungan dan dukungan moral bagi anak. Dalam keluarga tanpa sosok ayah, nilai-nilai karakter yang diajarkan kepada anak sangat bervariasi. Hal ini karena orang tua tunggal, biasanya ibu, mengutamakan penyesuaian dengan kebutuhan anak dan mengajarkan nilai-nilai kemandirian, ketabahan, tanggung jawab, dan kerja keras.

Dengan demikian, peran ayah dalam membentuk karakter anak sangat diperlukan, ayah memiliki kontribusi yang unik dalam pengasuhan anak dan dapat memberikan dampak positif pada perkembangan moral anak.

Menurut penelitian Harvard University Center on the Developing Child, (2017) “Perkembangan otak anak paling pesat terjadi pada usia 0-5 tahun”. Ini menunjukan pada periode ini, anak memiliki kemampuan belajar dan menyerap informasi dengan cepat.

Oleh karena itu, masa ini merupakan waktu yang tepat untuk membentuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku yang positif pada anak. Selain itu, karakter yang terbentuk sejak dini cenderung lebih stabil dan sulit diubah di kemudian hari. Dengan memulai pembentukan karakter sejak dini, kita dapat memberikan dasar yang kuat bagi anak untuk tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab, berempati, dan memiliki nilai-nilai yang baik.

Fatherless memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan anak. Beberapa dampak fatherless antara lain yaitu masalah emosional yang dimana anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah cenderung mengalami masalah emosional seperti kecemasan, depresi, dan rendahnya harga diri, gangguan perilaku dimana anak yang tidak memiliki keterlibatan ayah yang cukup cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan perilaku seperti kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, dan perilaku agresif, rendahnya prestasi akademik: keterlibatan ayah yang minim dapat berdampak negatif pada prestasi akademik anak.

Anak cenderung memiliki kesulitan belajar dan motivasi yang rendah, gangguan hubungan social dimana anak yang tidak memiliki hubungan yang kuat dengan ayah cenderung mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan holist yang sehat.

Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam membangun kepercayaan dan memiliki keterampilan holist yang kurang berkembang, rendahnya kemandirian; keterlibatan ayah yang minim dapat menghambat perkembangan kemandirian anak.

Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan, mengatasi tantangan, dan mengembangkan keterampilan hidup yang penting. Dengan demikian, tanpa sosok ayah, anak dapat mengalami dampak negatif dalam berbagai aspek kehidupan mereka, termasuk perilaku, harga diri, keseimbangan emosional, prestasi akademik, dan kecerdasan moral.

Untuk mengatasi permasalahan fatherless, beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain yaitu meningkatkan kesadaran akan pentingnya peran ayah dalam keluarga dan pembentukan karakter anak melalui kampanye dan program edukasi, masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya keterlibatan ayah dalam kehidupan anak-anak mereka, mendorong kesetaraan gender dalam keluarga.

Penting untuk mengubah pola holis dan budaya yang menganggap peran ayah hanya sebatas pencari nafkah. Ayah perlu didorong untuk aktif terlibat dalam holistic dan pengasuhan anak, serta berbagi tanggung jawab dengan ibu, meningkatkan dukungan holist dan kebijakan yang mendukung peran ayah.

Pemerintah dan lembaga terkait perlu memberikan dukungan dan fasilitas bagi ayah untuk dapat terlibat secara aktif dalam kehidupan anak-anak mereka, seperti cuti ayah, program pelatihan, dan dukungan psikologis. Meningkatkan komunikasi dan kerjasama antara orang tua yang bercerai.

Dengan demikian, dalam mencegah fenomena fatherless ini dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya holistic keluarga dan penerapan kesetaraan gender dalam keluarga sebagai faktor penting dalam pembentukan karakter anak.

Ayah memiliki peran penting dalam memberikan disiplin yang konsisten, mendorong kemandirian, dan menjadi teladan yang baik bagi anak. Ayah juga dapat membantu anak mengembangkan keterampilan holistik, keberanian, dan rasa percaya diri.

Secara keseluruhan, baik ayah maupun ibu memiliki peran yang tak tergantikan dalam membentuk karakter anak. Kehadiran dan keterlibatan aktif dari kedua orang tua sangat penting untuk memberikan pengaruh positif dan mendukung perkembangan anak secara holistik.

Penting untuk memulai pembentukan karakter anak sejak dini karena masa anak-anak merupakan masa yang sangat penting dalam perkembangan mereka. Oleh karena itu, penting bagi ayah untuk hadir secara aktif dan terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Manzilatul Fathy Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya