Kecewa Aksinya Tak Digubris, Mahasiswa Pasang Spanduk di Pintu Masuk Bale Kota Tasik

Mahasiswa memintas kinerja pemerintah dibenahi

Mar 8, 2022 - 21:30
Mar 8, 2022 - 21:30
Kecewa Aksinya Tak Digubris, Mahasiswa Pasang Spanduk di Pintu Masuk Bale Kota Tasik

KOTA TASIK, INILAHTASIK.COM | Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Aktivis Tasikmalaya (AMATI) melakukan aksi unjuk rasa di Bale Kota Tasikmalaya, Selasa 08 Maret 2022. Aksi tersebut dilakukan menyikapi carut marutnya penyaluran BPNT di Kota Tasik.

Aksi yang semula berlangsung tertib sempat diwarnai aksi saling dorong antara mahasiswa dan Satpol PP yang melakukan penjagaan didepan pintu masuk lobi bale kota.

Kecewa dengan Wali Kota dan Sekda karena tak mau menemui massa aksi, mahasiswa kemudian memasang spanduk tepat di depan pintu masuk lobi bale kota.

Aksi adu mulut pun sempat terjadi lantaran sikap mahasiswa memasang spanduk di depan pintu lobi bale kota dinilai seorang pejabat Pemkot berlebihan.

Koordinator Lapangan Aksi, Irfan Nawawi mengatakan, Kantor Pos sebagai penyalur tidak mau menjalankan aplikasi GeoTech yang sudah disiapkan. Sebab apa, mungkin mereka takut, akan ketemu pelanggaran-pelanggaran di lapangan.

Pihaknya mengaku kecewa terhadap SKPD terkait di lingkungan Pemkot yang tak mau menemui masa aksi. "Mereka sangat tidak responsif terhadap apa yang menjadi keluhan di masyarakat soal BPNT ini, kami jelas sangat kecewa," ungkapnya.

Ia menyebut bahwa pihaknya pernah melakukan tracking dibeberapa dinas, termasuk salah satunya Dinas Sosial, itu pejabatnya, pasti alasannya sakit. Mungkin karena terlalu keras memikirkan kesalahan mereka, akhirnya jadi sakit.

"Intinya kami sangat kecewa terhadap penerimaan Pemkot Tasik dalam menyikapi persoalan ini," tambahnya

Pihaknya pun meminta agar kinerja pemerintah ini dibenahi, melakukan evaluasi besar-besaran.

“Kasihan, mereka ini rakyat kecil, mereka juga ingin bahagia. Jika yang terjadi seperti ini, bukan kebahagiaan yang didapat, justru sebaliknya, masyarakat malah dibikin bingung dan takut,” ucapnya.

Ia menuturkan berdasarkan hasil temuan di lapangan bahwa jelas mengarah adanya dugaan konspirasi beberapa pihak yang terlibat dalam penyaluran BPNT ini. Seakan ada sebuah penggiringan agar masyarakat membeli sembako ke supplier tertentu.

"Di aturannya sudah jelas, bahwa uang yang Rp 600 ribu itu bebas mau dibelanjakan dimana pun oleh penerima manfaat. Bukan malah diarahkan untuk belanja ke satu pihak tertentu," ujarnya.

Masa aksi lainnya, Dian Fahrurozi menambahkan, dalam Keputusan Dirjen sudah jelas, bahwa tim koordinasi bertugas untuk melaporkan setiap pengaduan yang masuk berkenaan dengan program BPNT ini.

"Kami mengadukan laporan dari masyarakat, terkait adanya kejanggalan bahwasannya dalam surat edaran Sekretaris Daerah terindikasi adanya upaya penggiringan ke salah satu pihak. Sedangkan dalam Kep Dirjen sudah jelas, bahwa KPM berhak membelanjakannya dimana pun, sesuai dengan kebutuhan," katanya.

Namun, lanjut ia, apa yang terjadi sesuai fakta di lapangan, sembako tersebut sudah dipaketkan.

“Dan kesannya, program ini dipaksa harus selesai disalurkan dalam waktu secepat mungkin,” tandasnya.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow