Jadi Korban Arisan Bodong, Puluhan Perempuan Muda dan Ibu Rumah Tangga Lapor Polisi

Selain membawa bukti transfer dan chatt grup arisan, mereka juga menunjukan bukti nama korban yang sudah tercatat berjumlah 230 orang

Oct 15, 2022 - 19:13
Oct 15, 2022 - 19:13
Jadi Korban Arisan Bodong, Puluhan Perempuan Muda dan Ibu Rumah Tangga Lapor Polisi

KAB. TASIK, INILAHTASIK.COM | Ratusan ibu rumah tangga dan perempuan muda di Kabupaten Tasikmalaya jadi korban dugaan arisan online bodong. Sebanyak 30 orang diantaranya mendatangi Mapolres Tasikmalaya untuk melaporkan kejadian yang menimpa mereka, Sabtu 15 Oktober 2022.

Mereka berasal dari Jakarta dan Tasikmalaya yang sudah ikuti arisan online tersebut rentan waktu satu sampai dua tahun. Selain membawa bukti transfer dan chatt grup arisan, mereka juga menunjukan bukti nama korban yang sudah tercatat berjumlah 230 orang, dengan total kerugian mencapai Dua hingga Empat miliar rupiah.

"Saya datang kesini bersama ibu ibu dan perempuan lainya ada juga bapak bapak mau laporin owner arisan bodong. Berdasarkan catatan ada sekitar 230 korban, tapi itu bisa lebih, dengan taksiran kerugian 2 miliar sampai 4 miliar," kata Anisa Rahmansyah, di temui di Kantor SPKT Polres Tasikmalaya, Sabtu siang 15 Oktober 2022.

Rata rata korban alami kerugian mulai dari nominal terkecil Rp 700 ribu hingga terbesar Rp 200 juta perorang. Mereka mengaku tidak mengenal pelaku hanya melalui temannya. Pada awalnya uang korban bisa dikembalikan dengan keuntungan yang sesuai. Namun sejak juni 2022, pelaku menghilang tidak mengembalikan uang kepada para korban.

"Saya dari Jakarta pak sengaja ke Tasik mau laporkan korban arisan bodong. Saya rugi Rp 200 juta. Awalnya lancar tapi sejak Juni uang jadi mandeg dan banyak alasan," kata Firda Afriyanti, korban dugaan Arisan Bodong Asal Jakarta.

Para korban melaporkan pemilik arisan bodong. Pelaku diketahui masih berstatus sebagai mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Tasikmalaya. Ia diketahui sudah menjalankan arisan online selama tiga tahun.

"Saya taunya dia itu banyak ngasih iming iming, supaya tertarik kaminya. Akhirnya mau lah ikutan, eh ternyata diambil uang saya Rp 30 juta," kata Enis, korban asal Tasikmalaya.

Modus pelaku menyediakan ragam bentuk arisan online mulai lelang, arisan duos, arisan menurun dan arisan biasa. Selain dijanjikan keuntungan, mereka juga diiming iming ragam hadiah untuk menarik minat korban.

Pada arisan duos, dalam grup chat itu hanya ada tiga orang. Korban berdua dengan pelaku sebagai mediator. Sistemnya, salah satu korban meminjamkan uang pada korban lain dengan pengembalian lebih besar.

"Jika ikuti arisan duos kalau uangnya dua juta akan mendapatkan keuntungan antara 400 sampai 600 ribu rupiah. Tapi ternyata dalam grup itu, hanya ada korban seorang dengan pelaku. Ternyata korban yang meminjam uang dari korban lain itu adalah pelaku dengan identitas dan nomor yang lain," kata Dinda Nurfauziah, korban arisan bodong lain.

Selain duos, pelaku juga jalankan arisan lain seperti lelang, arisan biasa dan arisan menurun. Para korbannya dijanjikan keuntungan beberapa persen dari uang yang disepakati. Hampir disemua arisan, pelaku memiliki lebih dari satu nama dengan identitas dan nomor berbeda.

Kepolisian Resort Tasikmalaya membenarkan terkait adanya laporan sejumlah perempuan muda dan ibu rumah tangga terkait dugaan arisan bodong. Kepolisian langsung memproses laporan para korban.

"Betul kami menerima laporan ibu ibu dan perempuan muda yang ngaku jadi korban arisan yang dikatakanya bodong. Kasusnya akan ditangani Reskrim," kata Iptu Iwan Darmawan, Kepala SPKT Polres Tasikmalaya.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow