KPAID Hanya Ingin Selamatkan Korban, Selebihnya Urusan Polisi

Ketua KPAID Kab. Tasikmalaya Ato Rinanto menegaskan bahwa pihaknya justru hanya ingin menyelamatkan para korban tindakan asusila yang masih di bawah umur, dan masalah hukum yang terjadi dengan pelaku adalah ranah penyidik dalam hal ini pihak Polres Tasikmalaya.

Dec 14, 2021 - 00:57
Dec 15, 2021 - 13:40
KPAID Hanya Ingin Selamatkan Korban, Selebihnya Urusan Polisi

KAB. TASIK, INILAHTASIK.COM | Polemik soal kasus dugaan pencabulan oleh oknum guru di salah satu lembaga pendidikan islam di wilayah Kab. Tasikmalaya, semakin mencuat.  Terlebih kasus ini timbul berbarengan dengan kasus dugaan perkosaan oleh pengasuh boarding school di Bandung, yang mengakibatkan korban 12 santriwatinya, 3 diantaranya bahkan melahirkan bayi hasil perlakuan bejat sang oknum.

Menyikapi hal tersebut Ketua KPAID Kab. Tasikmalaya Ato Rinanto menegaskan bahwa pihaknya hanya ingin menyelamatkan para korban tindakan asusila yang masih di bawah umur, dan masalah hukum yang terjadi dengan pelaku adalah ranah penyidik dalam hal ini pihak Polres Tasikmalaya.

"Tugas dan tanggung jawab kami sebagai komisi perlindungan anak, yakni melindungi dan berupaya untuk mengadvokasi anak anak di bawah umur dari dampak perbuatan kriminalitas, karena kebetulan laporannya di sebuah lembaga pendidikan ya tentunya kami berupaya berkoordinasi dengan pengasuh pontren, sejauh ini itulah yang kami lakukan," ungkap Ato,  saat ditemui di kantornya, Senin 13 Desember 2021.

Sementara konstruksi hukum yang menjerat pelaku dan semua modus operandi dari keterangan saksi dan pengakuan para korban, menurut Ato adalah sudah ranah pihak Kepolisian.

"Adapun proses konstruksi hukumnya ada di ranah kepolisian dan hari ini masih dalam upaya penyelidikan belum ke penyidikan," tambahnya.

Hal senada disampaikan KH Miftah Fauzi, pengasuh pontren Tajur Indihiang Kota Tasikmalaya, mengatakan bahwa sekecil apapun kebenaran harus ditegakan di atas kemungkaran.

"Kan jelas dalilnya qulil haq walau kaana murron, katakanlah kebenaran walaupun pahit, nah mungkin saat ini yang menjadi stigma kurang baiknya adalah pontren, tapi bukan itu masalahnya," terang KH. Miftah.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow