Ironi Nasib Korban Bencana Longsor Salawu Tasikmalaya, Kini Tagih Janji Pemerintah

INILAHTASIK.COM | Bencana tanah longsor yang terjadi di Kampung Cikadongdong, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, pada 1 Juli 2024 lalu itu, selain menimbulkan korban rumah dan harta milik warga, kini menimbulkan penderitaan baru bagi para korban.
Pasalnya tenda pengungsian yang selama ini digunakan warga sebagai tempat tinggal sementara di bongkar petugas. Alhasil warga terdampak bencana longsor, kini terpaksa harus menumpang di rumah tetangga dan sanak saudara.
"Batas tinggal di tenda pengungsian itu maksimal dua Minggu, atau selama status tanggap darurat berlangsung. Kalau sudah status tersebut di cabut, maka terpaksa harus mencari solusi lain," tutur Rendi, Ketua RT di kampung tersebut, Kamis 22 Agustus 2024.
Menurutnya, kondisi tersebut cukup mengprihatinkan, mengingat rumah yang di jadikan tempat tinggal sementara oleh warga ukurannya tak begitu luas.
"Ya terpaksa pak, tidur juga berdesak desakan," ucap Rohidin, salah satu korban yang rumahnya hancur dan kini terpaksa tinggal di rumah anaknya.
Hal senada juga di ungkapkan Joni yang rumahnya juga ikut hancur. Ia sempat tidur di tenda pengungsian bersama istri dan dua anaknya selama dua pekan, Joni mengaku sempat kebingungan untuk mencari tempat tinggal.
"Ya bingung sekali pak, mau bikin rumah tidak punya uang. Untung ada tetangga yang baik hati mau menampung saya dan keluarga," tutur Joni, sambil tak kuasa menahan sedih.
Melihat kondisi prihatin warganya, pemerintah Desa Neglasari mengaku tak bisa berbuat banyak. Sebab untuk membuat rumah dengan jumlah yang begitu banyak, tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit.
"Kalau dari pemerintah desa, akan berupaya meminta bantuan, baik ke pemerintah kabupaten atau provinsi untuk segera merealisasikan bantuan yang pernah di janjikan Gubernur pada saat meninjau langsung lokasi kejadian beberapa bulan lalu," kata Sobirin, Kepala Desa Neglasari, Kamis 22 Agustus 2024.
Menurutnya, pada saat meninjau lokasi bencana Pj Gubernur Jabar Bey Mahmudi, di depan para korban, pernah mengungkapkan bahwa bantuan untuk korban bencana jumlahnya pariatif.
"Untuk korban yang rumahnya mengalami rusak berat, diberi bantuan sebesar Rp 60 juta, rusak sedang Rp 30 juta dan untuk rusak ringan 15 juta rupiah," tutur Sobirin.
Berdasarkan data, jumlah korban bencana tanah longsor di Kampung Cikadongdong terdiri dari 16 kepala keluarga dengan jumlah 45 orang jiwa.
What's Your Reaction?






