Intervensi Pemkot "Gagal" Kasus Stunting di Kota Tasik Meningkat

May 9, 2024 - 14:19
Intervensi Pemkot "Gagal" Kasus Stunting di Kota Tasik Meningkat
dr Uus Supangat, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya

INILAHTASIK.COM | Nampaknya intervensi yang dilakukan Pj Wali Kota beserta jajaran dalam penanganan stunting di Kota Tasikmalaya "gagal". Bagaimana tidak, kasus stunting di Kota Tasik, bukannya menurun, malah alami kenaikan. 

Berdasarkan data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) terdapat kenaikan jumlah penderita stunting di Kota Tasik sebesar 5 persen, dari semula di angka 22 persen, naik menjadi 27 persen.

Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Uus Supangat saat ditanya wartawan, usai menghadiri kegiatan press conference RS Jantung Tasikmalaya, disalah satu hotel, di Jalan RE Martadinata, Rabu 8 Mei 2024.

"Benar, menurut hasil survei atau pencatatan pelaporan berbasis masyarakat (PPGM) ataupun hasil dari SSGI, ada kenaikan penderita stunting di Kota Tasik," kata Uus.

Ada perbedaan antara hasil PPGM dengan SSGI. PPGM sebelumnya mencatat ada di angka 10,75 persen, sekarang naik menjadi 12 persen. Sementara, hasil pencatatan SSGI, semula di angka 22 persen, sekarang ada di angka 27 persen.

Perbedaan angka tersebut, kata Uus, tidaklah menjadi masalah, yang terpenting hasil survei kenaikan ini harus disikapi secara serius, walau kita tahu bahwa berbagai macam intervensi sudah dilakukan.

"Berbagai macam upaya untuk penurunan stunting sudah kita lakukan, termasuk berbagai inovasi. Tapi ternyata faktanya di lapangan, hasil terakhir sampai dengan bulan ini itu ada kenaikan kasus stunting di Kota Tasikmalaya. Sebagai pembanding, dibeberapa kabupaten/kota di Jawa Barat juga ada kenaikan kasus stunting," tuturnya.

Menurutnya, masih ada peluang untuk memaksimalkan upaya untuk kembali menakan angka stunting dengan melakukan pendataan ulang pada bulan Agustus nanti.

"Nanti akan kita lihat, akan kita verifikasi lagi, apakah ini sudah sesuai dengan data faktual di lapangan atau tidak. Apapun nanti hasilnya, kita harus terus berjuang  menurunkan stunting di Kota Tasikmalaya," ujarnya.

Ia menyebut, penambahan kasus stunting baru disebabkan bayi yang baru lahir.

"Ada beberapa kemungkinan yang dianggap sebagai pemicu kasus stunting baru. Pertama, banyak bayi yang baru lahir dengan berat badan rendah. Ada juga ibunya yang memiliki penyakit penyertanya. Misalnya penyakit pada kehamilan apakah dia menderita diabetes ataupun menderita penyakit lainnya, sehingga berpotensi menyebabkan berat badan bayi lahir rendah," jelasnya.

Selain itu, lanjut Uus, penyebab lain diantaranya, sebagian besar dari remaja putri atau calon pengantin, saat dilakukan pemeriksaan HB-nya, kebanyakan dari mereka menderita defisiensi.

"Kita akan coba lihat tiga hari kedepan, mudah mudahan kita bisa mendapatkan hasil konkrit apa yang menjadi penyebab atau yang diduga penyebab kasus stunting baru ini menjadi meningkat," tandasnya.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow