Warga Tamansari Tasikmalaya Diberi Pelatihan Teknik Produksi Makanan Olahan

INILAHTASIK.COM | Sebanyak 25 orang perwakilan dari tiap kelurahan di Kecamatan Tamansari, mengikuti kegiatan Pelatihan Teknik Produksi yang digelar Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya, yang berlangsung di Gedung PPIK, Jalan Letjen Mashudi, Selasa hingga Kamis, 24-26 Juni 2025.
Kepala Bidang Perindustrian Dinas KUMKM Perindag Kota Tasikmalaya, H Ramdhan, menuturkan ini merupakan program dari dana bagi hasil cukai dan tembakau (DBHCT). Tahun ini ada 22 angkatan pelatihan bagi pelaku UMKM yang sudah memiliki hasil produk olahan atau belum sama sekali.
"Ada beberapa komoditi pelatihan yang didanai dari DBHCT, diantaranya pelatihan teknik produksi konveksi, batik, bordir, makanan olahan dan lainnya. Mencakup semua komoditi unggulan Kota Tasik," jelas Ramdhan, kepada wartawan, usai menutup kegiatan pelatihan, Kamis 26 Juni 2025.
Ia menyebut, peserta pelatihan hasil rekrutmen oleh pihak kelurahan dan kecamatan. Pihaknya menerima usulan calon peserta untuk kemudian dilatih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
"Seperti peserta dari Kecamatan Tamansari ini, mereka minta untuk dilatih produksi makan olahan. Jadi pihak kelurahan dan kecamatan yang menentukan warganya mau dilatih apa," kata Ramdhan.
Menurutnya, program ini sejalan dengan visi misi pak wali kota, yaitu Pelak (Pengembangan Ekonomi Lokal ke Wilayahan). "Jadi kami melihat potensi apa yang ada di kelurahan dan kecamatan yang bisa diberdayakan oleh Dinas Indag khususnya Bidang Perindustrian," ujarnya.
Ramdhan menambahkan, dari enam angkatan yang sudah ikut pelatihan ini, beberapa diantaranya ada yang sudah bisa memproduksi secara masal. Pihaknya juga turut membantu proses pemasaran ke sejumlah toko atau outlet oleh oleh khas Tasikmalaya.
Sementara itu, Hendra, salah satu perwakilan peserta menyampaikan terimakasihnya atas ilmu yang telah diberikan yang dinilainya bisa membawa manfaat bagi para peserta. Namun ia berharap, Pemerintah tak hanya sekedar memberi pelatihan cara produksi, tapi juga membantu proses pemasaran. Sebab yang menjadi kendala UMKM berkembang yakni pemasaran yang terbatas.
"Yang jadi kendala itu produk sudah ada, cuma pemasaran belum maksimal. Akhirnya banyak sisa produk yang tidak terjual. Jadi bukan keuntungan yang didapat, untuk balik modal pun kesulitan," ucapnya.
Selain diberi pelatihan teknis produksi, para peserta juga diberi modal awal produksi berupa bahan baku dan open. Diharapkan selepas pelatihan, mereka dapat melanjutkan produksi di tempatnya masing masing, sebagai penghasilan tambahan.
Pihaknya berharap, Lurah dan Camat dapat memberdayakan hasil olahan para peserta yang sudah mendapat pelatihan ini, sebagai bahan untuk snack atau kudapan dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan di tingkat kelurahan atau kecamatan.
What's Your Reaction?






