Tingkatkan Partisipasi Pengawasan, Ijang; Generasi Muda Jangan Apatis

Alat ukur Bawaslu bukan pada paratisipasi pemilih, tapi bermula dari persoalan kerawanan di pemilu 2024.

Nov 4, 2022 - 21:58
Nov 4, 2022 - 21:58
Tingkatkan Partisipasi Pengawasan, Ijang; Generasi Muda Jangan Apatis

KOTA TASIK, INILAHTASIK.COM | Sebanyak 50 peserta yang berasal dari unsur OKP dan mahasiswa mengikuti kegiatan sosialisasi pengawasan pemilu partisipatif, yang dilaksanakan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Tasikmalaya, disalah satu hotel di Kota Tasik, yang berlangsung selama dua hari, Jum'at dan Sabtu, 04 sampai 05 November 2022.

"Alat ukur Bawaslu bukan pada paratisipasi pemilih, tapi bermula dari persoalan kerawanan di pemilu 2024, termasuk tatantangannya, salah satunya apatisme pemilih pemula," kata Ijang Jamaludin S.Sy, Ketua Bawaslu Kota Tasik, saat ditemui di lokasi, Jum'at 04 November 2022.

Dengan menggandeng OKP dan mahasiswa itu untuk merubah pola pikir, sehingga mereka nanti di komunitas atau organisasinya bisa merumuskan program tindaklanjut dengan kekuatan basis lokal, bagaimana menggiring pemilih pemula ini supaya tidak apatis terhadap pelaksanaan pemilu. Sesuai dengan tema kita, Membangun Kesadaran Generasi Muda untuk Bangkit dan Berdaya dalam menjaga pemilu yang gembira.

"Pemilu yang gembira itu seperti apa ? Masyarakat dan generasi muda ini jangan apatis. Peserta pemilu gembira, masyarakat gembira, penyelenggara pemilu juga sama. Jadi semua yang terlibat harus gembira, karena ini pesta untuk seluruh rakyat" kata Ijang.

Ia menyebut, kerawanan dalam pemilu akan berimplikasi pada pelanggaran administratif dan pidana. Tapi ada benang merah antara kerawanan kamtibmas dengan indeks kerawanan pemilu. 

"Jadi kalau apatisme masyarakat terhadap pemilu tinggi, kemudian politik identitas tinggi, maka ini akan memicu kerawanan Kamtibmas," ujarnya.

Ketika potensi Kamtibmas pelanggarannya tinggi, kata Ijang, maka potensi pelanggaran pemilu nya pun akan tinggi juga. Ada dua kontek pengawasan pasrtisipatif, pertama masyarakat mau melaporkan dan yang kedua ada dimensi pendidikan yang dilakukan.

"Jadi stop untuk menyalahkan semua pihak, misalnya pendidikan politik yang dilakukan oleh parpol dan pendidikan politik yang dilakukan masyarakat. Maka dimulai dari kesadaran generasi mudanya. Jadikan momentum pemilu 2024 nanti ada ditangan mereka, dan mereka yang akan menentukan siapa yang harus jadi," tegasnya.

Ia menambahkan, partisipasi pengawasan itu berarti menjaga kualitasnya. Bukan hanya hadir untuk memilih, tapi ketika ada indikasi pelanggaran, atau ada motif politik identitas yang menyeret ke sara dan lainnya, mereka bisa turut mengkanternya.

"Jadi bisa nggak mereka ini, minimal menjaga lingkungan tempat tinggalnya tetap kondusif saat pelaksanaan pemilu nanti," tandasnya. 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow