Epidemi Pinjol, Obati Dengan 4 Cara Ampuh Ini

Aug 2, 2023 - 04:09
Aug 2, 2023 - 04:12
Epidemi Pinjol, Obati Dengan 4 Cara Ampuh Ini

OPINI, INILAHTASIK.COM | "Uang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang". Ungkapan ini mungkin tak asing di telinga kita, tidak mustahil dan memang realistis.

Karena sejatinya, kebahagiaan hakiki tidak bisa ditentukan oleh uang/kekayaan. Akan tetapi untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan atau memenuhi kebutuhan hidup, uang diperlukan.

Berbagai cara mendapatkan uang dilakukan demi memenuhi kebutuhan hidup. Mulai dari bekerja, berwirausaha, pinjaman bank, bahkan ada yang nekad mengambil pinjaman ke rentenir dan pinjaman online (pinjol).

Di tengah himpitan ekonomi tersebab susahnya lapangan kerja bagi para pencari nafkah, kebutuhan pokok terus melambung tak beraturan, ditambah biaya pendidikan dan kesehatan yang mahal, pinjol menjadi solusi akhir.

Pinjol yang merupakan pinjaman dengan tekhnologi digital ini, walaupun terkadang bunga yang diberikan besar tapi banyak peminatnya. 

Dikarenakan syaratnya mudah, tanpa survey dan dana bisa cair dalam hitungan menit.

Di Karawang, dikabarkan banyak orang tua yang melakukan pinjaman ke rentenir, pegadaian, hingga pinjol untuk biaya sekolah menjelang tahun ajaran baru.

Komisioner Komnas Perlindungan Anak, Wawan Wartawan menambahkan, pinjaman tersebut digunakan untuk biaya daftar ulang, biaya seragam, buku paket dan LKS (Harianberkat.com, 16 Juli 2023).

Kondisi ini wajar ditemukan dalam sistem kapitalisme, yang menjadikan segala komoditas sebagai lahan bisnis. 

Pendidikan misalnya, seharusnya semua warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang baik dan merata. 

Tapi pada faktanya, banyak orang tua yang mengeluhkan biaya pendidikan. Bahkan jika ingin anaknya ingin masuk ke sekolah favorit, harus siap untuk merogoh kocek dalam-dalam.

Adanya pemisahan agama dari kehidupan (sekularisme), menjadikan masyarakat diwarnai gaya hidup hedonis dan materialis. 

Media sosial yang kerap menjajakan kehidupan glamour para artis selebgram, telah menuntun masyarakat terutama generasi muda untuk mengikuti gaya hidup mereka.

Semua itu pasti memerlukan cuan yang tidak sedikit. Akhirnya, halal dan haram tak dipedulikan demi memperoleh kepuasan materi. Sampai-sampai mereka rela berhubungan dengan riba.

Sebagai seorang muslim kita wajib mengetahui bahwa Islam mengharamkan riba, dengan cara dan alasan apapun.

Allah SWT berfirman, yang artinya:

"Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang beriman. Jika kamu tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari Allah dan RasulNya. Tetapi jika kamu bertaubat, maka kamu berhak atas harta pokokmu"  (TQS. Al Baqarah : 278-279).

Dari ayat tersebut sangat tegas disampaikan, bahwa orang yang melakukan riba sama saja dengan mengumumkan perang dengan Allah dan rasul-Nya. Naudzubillah.

Oleh karena itu, jauhilah riba jika ingin hidup dengan keberkahanNya.

Bagi yang sudah tersandung dengan pinjaman online atau pinjaman lain yang mengandung riba, ada beberapa cara supaya kita bisa move on menuju keberkahan dan ridho Allah SWT, diantaranya:

1. Tutup semua pinjaman dengan menjual aset yang ada

Hal ini dilakukan guna memutus hubungan dengan sesuatu yang dibenci Allah SWT. 

Jangan sekali-kali menutup pinjaman dengan membuka pinjaman baru. Karena hanya kesulitan yang didapat, apalagi pinjamannya masih berbasis ribawi.

2. Utamakan kebutuhan daripada keinginan

Untuk memprioritaskan dua hal ini terkadang terasa sulit. Terlebih dalam sistem yang  berorientasi pada materi dan gaya hidup hedonis. 

Akan tetapi jika kita mampu menempatkan kebutuhan di atas keinginan, insyaAllah tak ada lagi pinjaman-pinjaman yang membuat hidup menjadi ruwet.

3. Pemahaman dan penguatan akidah

Dua hal ini sangatlah penting. Pemahaman akidah yang benar, akan membawa individu manusia pada jalan yang diridhoi Allah. 

Begitu juga diperlukan penguatan akidah. Supaya ketika angin cobaan menghampiri, dia akan kokoh berdiri pada akidahnya.

Dua hal ini dilakukan dengan jalan menuntut ilmu dan bergaul dengan orang-orang Sholih.

4. Pengurusan negara

Individu masyarakat yang ada dalam sebuah negara merupakan tanggung jawab negara. 

Rosullallah Saw bersabda:

"Imam atau kholifah adalah pengurus urusan rakyat, dan bertanggungjawab atas rakyat yang diurusnya"  (HR Muslim dan Ahmad).

Negara yang bertanggung jawab atas kebutuhan rakyat, baik kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar lainnya, akan menciptakan suasana tentram di masyarakat. 

Tak ada lagi masyarakat yang terlilit pinjol demi sesuap nasi atau untuk mendapatkan pendidikan.

Semua akan tercipta jika sistem yang diterapkan di tengah-tengah kehidupan menggunakan sistem Islam yang berasal dari pencipta manusia, alam semesta dan kehidupan yakni Allah SWT.

Wallahu'alam .

Oleh: Yayat Rohayati

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow