Pentas Aktor Amatir, Tamparan Keras Teater Ngaos Art

Aktor amatir dalam pentas teater Ngaos Art mengartikan sebagai manusia wajib menyadari dalam hidup harus berbuat sesuatu.

Oct 15, 2021 - 05:46
Oct 15, 2021 - 05:48
Pentas Aktor Amatir, Tamparan Keras Teater Ngaos Art

KOTA TASIK, INILAHTASIK.COM | Yayasan Ngaos Art menggelar Pentas Teater Aktor Amatir “Menetas Sebelum Pentas” di Studio Ngaos Art, Jl. Cisalak Perum Amanda Residence, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya pada Rabu malam 13 Oktober 2021.

Alur cerita pada pentas tersebut menggambarkan sebuah ajakan untuk berdamai dengan diri sendiri dan selalu bersyukur serta tidak berburuk sangka (bersuudzon) tapi berbaik sangka (husnudzon) terhadap sesama atas apa yang terjadi. Hal itu seperti diungkapkan sang Sutradara, Ab Asmaranda, usai pentas.

Ia juga menyebutkan, yang dimaksud aktor amatir dalam pentas teaternya itu tiada lain mengartikan bahwa sebagai manusia wajib menyadari dalam hidup harus berbuat sesuatu.

“Yang disebut amatir itu kan tidak punya jadwal dan kemana-mana. Apalagi seperti yang dibilang Gusdur, umat amatir itu ketika dihina dan dicaci maki masih terluka, padahal kita harus sudah selesai dengan itu. Jadi intinya akan fokus dengan diri kita dan senang karena aib masih ditutupi oleh Alloh SWT,” ucapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, kisah aktor amatir akan dipentas ulang di Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya pada tanggal 27 November 2021 mendatang dengan konsep yang berbeda. Ia berharap meski di masa pandemic Covid-19, kesenian bisa tumbuh dan hidup dengan gagah berani.

Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya (DKKT), Bode Riswandi, yang turut menyaksikan teater tersebut menuturkan, pentas aktor amatir yang ditampikan Ngaos Art sebagai tamparan keras tidak hanya bagi para pelaku seni tapi juga masyarakat umum yang masih menyimpan akal warasnya untuk membaca realitas sosial hari ini.

Diterangkan Bode bahwa teater merupakan bentuk kesenian yang menampilkan wujud keindahan untuk dinikmati, tapi jauh daripada itu teater juga memberikan satu pesan produktif dan substansial bagaimana bisa membaca realitas sosial untuk dikabarkan kepada penontonnya.

“Aktor minor mengabarkan bahwa kita mesti bertarung bahkan baerdamai atau bernegosiasi bukan dengan orang lain melainkan dengan diri kita terlebih dahulu bagaimana menaklukan rasa ego agar tidak merasa penting dihadapan orang lain tapi saling membutuhkan,” ujarnya.

Sehingga, menurutnya, chord dalam pentas yang ditampilkan Ngaos Art kali ini menjadi gizi luar biasa ditengah banyaknya perdebatan, konflik, saling menyalahkan dan lain sebagainya.

“Terlalu panjang telunjuk kita untuk menunjuk seseorang, tapi tidak tahu kapan telunjuk kita dibengkokan kepada muka sendiri yang mungkin merasa berjaya, merasa gemilang, merasa cemerlang dan merasa dihormati dengan tanpa disadari bahwa orang lain sedang menyimpan hal-hal buruk tentang diri kita, dan kita pun tidak tahu bahwa Tuhan yang Maha Adil belum membuka aib-aib kita yang sebenarnya. Itu kan tema-tema gila,” tandasnya.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow