Tim KKNT Inovasi IPB Bantu Petani Desa Rejasari Atasi Penyakit Pada Pepaya dan Kembangkan Pupuk Cair dari Limbah Pepaya

Jul 29, 2024 - 12:26
Jul 29, 2024 - 15:00
Tim KKNT Inovasi IPB Bantu Petani Desa Rejasari Atasi Penyakit Pada Pepaya dan Kembangkan Pupuk Cair dari Limbah Pepaya
Mahasiswa KKNT IPB berkolaborasi dengan warga Desa Rejasari dalam Program Penyuluhan Penanganan Penyakit Fusarium pada Pepaya Calina dan Praktik Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) Berbahan Limbah Pepaya, Jumat (12/07/24). Foto | Istimewa

INILAHTASIK.COM | Dalam rangka kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi. Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB)menyelenggarakan kegiatan “Penyuluhan Penanganan Penyakit Fusarium pada Pepaya Calina dan Praktik Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) Berbahan Limbah Pepaya”, Jumat, 12 Juli 2024,di Dusun Bantardawa, Desa Rejasari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat.

Koordinator Desa KKNT Inovasi IPB, Dani menuturkan, kegiatan ini bertujuan memberikan solusi alternatif bagi para petani pepaya dalam menanggulangi permasalahan penyakit fusarium (busuk akar) yang menyerang tanaman pepaya, serta dapat memanfaatkan limbah pepaya yang tidak terjual karena rusak atau busuk.

Penyakit fusarium, yang dikenal sebagai ancaman serius bagi tanaman pepaya, telah menyebabkan kerugian besar bagi para petani pepaya. Penyakit fusarium atau busuk akar disebabkan oleh jamur Fusarium Oxysporum ini dapat membuat tanaman menjadi layu dan mati, sehingga mengancam produktivitas pepaya.

Menanggapi permasalahan tersebut, tim KKNT Inovasi IPB memperkenalkan penggunaan Trichoderma, agen hayati yang efektif dalam mengendalikan pertumbuhan penyakit tanaman. 

Pihaknya berkolaborasi dengan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) setempat untuk melakukan aplikasi Trichoderma secara langsung di lahan petani Pepaya Calina di Desa Rejasari. 

"Dalam kegiatan ini, petani diberikan penyuluhan tentang cara mengaplikasikan Trichoderma dengan benar dan efektif. Kami juga memberikan panduan teknis tentang perawatan tanaman dan pengendalian penyakit secara terpadu," terangnya, kepada wartawan, Minggu, 28 Juli 2024.

Selain itu, pihaknya juga memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik cair dengan memanfaatkan limbah Pepaya Calina.

Ibu Tati, pengepul buah pepaya hasil panen di Dusun Bantardawa, menyampaikan harapan dan terimakasihnya kepada tim KKNT IPB yang sudah menyelenggarakan program penyuluhan kepada petani pepaya di wilayahnya. 

“Terima kasih banyak kepada teman-teman KKNT Inovasi IPB yang telah mengadakan program ini. Mudah mudahan dengan adanya penyuluhan ini bisa membantu petani menangani penyakit busuk akar pada tanaman pepaya dan petani dapat memanfaatkan limbah pepaya untuk meningkatkan kesuburan tanah pada lahan, sehingga dapat membantu meningkatkan produktivitas Pepaya Calina,” ucapnya.

Salah satu petani pepaya menyampaikan harapannya terkait program yang digagas mahasiswa IPB tersebut. “Harapannya mahasiswa KKNT ini tidak hanya memaparkan materi saja, namun dapat membantu mengidentifikasi kondisi lahan petani secara langsung” ucapnya

"Program ini tidak berhenti pada tahap penyuluhan dan pelatihan saja. Tim KKN-T IPB secara aktif akan melakukan monitoring di lapangan dan memberikan pendampingan penuh kepada petani pepaya di Desa Rejasari sepanjang periode KKNT," sambung Dani. 

Setiap langkah diterapkan dengan pengawasan, untuk memastikan keberhasilan dan keberlanjutan program ini.

“Insya Allah yang kami lakukan tidak hanya berbentuk penyuluhan saja, tapi kami akan melakukan pendampingan penuh di lapangan sampai akhir masa KKNT untuk memastikan keberhasilan program ini,” pungkas Dani.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow