Sarasehan WJES BI Tasikmalaya Lahirkan Tiga Poin Penting Dorong Ekonomi di Priangan Timur

INILAHTASIK.COM | Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya menggelar Sarasehan West Java Economic Society (WJES) Priangan Timur 2024 dengan mengangkat tema “Urgensi Pembangunan Konektivitas Jalur Selatan Untuk Mendorong Perekonomian Priangan Timur” di Bale Priangan, BI Tasikmalaya pada Senin 20 Mei 2024.
Acara dihadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Muhamad Nur, Wakil Ketua ISEI Cabang Bandung Koordinator Jawa Barat, Farida Titik Kristanti, Pj Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah, Kepala Bank Indonesia Tasikmalaya, Aswin Kosotali, jajaran Forkopimda dan instansi vertikal, Ketua Kadin se-Priangan Timur, perbankan, pelaku usaha, dan perwakilan dari universitas di Priangan Timur yang hadir secara luring maupun daring.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Bank Indonesia, Aswin Kosotali memaparkan bahwa Jawa Barat sebagai salah satu provinsi dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia, memiliki potensi alam yang melimpah disamping keunggulan SDM dan infrastruktur yang memadai.
Namun demikian, katanya, potensi alam yang dimiliki belum secara optimal diberdayagunakan dalam mendukung pemerataan ekonomi masyarakat.
Menyikapi hal tersebut, lanjut Aswin, sebagai salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai pemerataan perekonomian dapat dicapai melalui penyediaan akses terhadap masyarakat. Upaya tersebut berusaha diwujudkan dengan fokus untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan khususnya di wilayah Jawa Barat Selatan.
“Salah satu langkah penting dalam percepatan pembangunan ini adalah melalui penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2021, yang mengatur percepatan pembangunan kawasan Rebana dan Jawa Barat Selatan,” jelas Aswin.
Ia menyebut, Sarasehan West Java Economic Society (WJES) Priangan Timur 2024 menjadi salah satu wadah bagi berbagai stakeholders mulai dari unsur pemerintah, civitas akademika, asosiasi/pelaku usaha, media, maupun lembaga terkait untuk bersama-sama merumuskan kebijakan yang tepat guna menjawab tantangan yang dihadapi.
Sementara itu, Wakil Ketua ISEI Cabang Bandung Koordinator Jawa Barat, Farida Titik Kristanti menyampaikan bahwa sarasehan ekonomi bertujuan untuk membedah percepatan Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Berbasis Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan melalui Peningkatan Konektivitas Wilayah dan Penataan Daerah yang dilihat dari berbagai perspektif.
“Peningkatan konektivitas diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal dalam mendorong perekonomian nasional maupun daerah, menurunkan biaya logistik nasional, menghubungkan dan mengintegrasikan berbagai sentra ekonomi, dan membantu pemerataan kondisi jalan yang baik,” ungkapnya.
Sejalan dengan yang disampaikan Wakil Ketua ISEI Jawa Barat, Muhamad Nur selaku Kepala Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat dalam sambutannya menyampaikan bahwa terdapat tiga hal penting dalam mendorong pemerataan ekonomi antara lain, akselerasi pengembangan infrastruktur akan mengoptimalkan potensi peran Jawa Barat bagian utara dan bagian selatan sebagai sumber pertumbuhan sekaligus sebagai mendukung stabilitas harga melalui kelancaran distribusi.
Kemudian, partisipasi aktif berupa masukan dan informasi diperlukan untuk terus menjaga pertumbuhan ekonomi yg berkelanjutan, guna mencapai Indonesia maju. Lalu, para pelaku ekonomi diharapkan pula untuk terus mendorong realisasi investasi, salah satunya dengan memanfaatkan kelonggaran makroprudensial.
Acara puncak pagelaran sarasehan yaitu diskusi panel dengan materi yang disampaikan oleh Bob R.F. Sagala dari Kementerian Dalam Negeri, H. Cecep Abdulqoyum selaku Ketua Kadin Kabupaten Tasikmalaya dan Heru Purboyo Hidayat Putro selaku Guru Besar Kebijakan Transportasi Wilayah dan Kota dari ITB. Beberapa poin penting dalam diskusi ini antara lain:
1. Strategi pengembangan infrastruktur Jawa Barat Selatan perlu evaluasi dari sisi RT/RW untuk memberikan kepastian pembangunan; perlunya terobosan dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur; mitigasi risiko konflik lahan; dan peran serta BUMD.
2. Potensi alam yang sangat melimpah di wilayah Jawa Barat Selatan termasuk Priangan Timur dapat dimanfaatkan guna pengembangan sektor pariwisata. Meskipun demikian, sarana dan prasarana pendukung khususnya transportasi yang dirasa masih kurang, kesiapan SDM, dan mitigasi bencana perlu direncanakan secara matang serta diselaraskan dengan program strategis multi pihak.
3. Pengembangan infrastruktur di Priangan Timur tidak hanya harus dilakukan secara holistik, akan tetapi peran serta multi pihak (pentahelix) memegang kunci penting dalam mewujudkan konektivitas yang terarah dan terintegrasi. Maka dari itu, sinergi dan kolaborasi yang terharmonisasi dengan baik menjadi suatu keharusan agar mewujudkan pemerataan sosial-ekonomi masyarakat di Jawa Barat.
What's Your Reaction?






