Pengaruh Pola Asuh Terhadap Penyimpangan Seksual pada Anak

OPINI, INILAHTASIK.COM | Di masa sekarang banyak terjadi perilaku penyimpangan seksual, penyimpangan seksual merupakan perilaku pemenuhan kebutuhan seksual dengan cara yang tidak wajar.
Penyimpangan dalam hal ini adalah pada objek pemuas seksualnya dan dikenal dengan istilah parafilia.
Penyimpangan ini dapat dialami oleh individu baik laki-laki maupun perempuan, dan banyak ditemui di masyarakat dalam bentuk gangguan seperti pedofilia, ekshibisionism, sadisme, mashocism, voyeurism, dan lain sebagainya.
Dalam buku “Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa-III(PPDGJ III)” dinyatakan bahwa ada 3 kelompok besar gangguan seksual yang terdiri dari sub kelompok yaitu :
1. Gangguan identitas jenis kelamin : transeksualisme, gangguan identitas jenis masa kanak[1]kanak, gangguan identitas jenis tidak khas.
2. Parafilia (deviasi seksual) : Sadomasokisme, ekshibisionisme, voyeurisme, fetishme, pedophilia, bestially, incest, necropilia, sodomi.
3. Disfungsi psikoseksual: pada disfungsi psikoseksual ini adanya hambatan pada minat seksual seseorang atau adanya hambatan pada perubahan psikofisiologik Peran pola asuh orangtua memiliki pengaruh terhadap penyimpangan perilaku seksual.
Pola asuh yang positif disertai komunikasi dua arah dapat mencegah perilaku seks pra nikah dan LGBT pada remaja.
Pola asuh orang tua yang tepat akan berpengaruh terhadap munculnya penyimpangan perilaku seksual pada anak, karena orang tua memiliki peranan penting dalam membentuk kepribadian anak, salah satunya adalah dengan memberikan sex education.
Orang tua yang menerapkan pola asuh permisif cenderung lebih berpeluang menimbulkan dampak munculnya penyimpangan perilaku seksual.
Sementara pola asuh yang membuka kesempatan terjadinya komunikasi dua arah, orangtua tidak terlalu mendominasi, lebih memungkinkan adanya komunikasi dua arah dan terjadi kehangatan sehingga dapat mencegah penyimpangan seksual.
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi terjadinya penyimpangan seksual pada seseorang, faktor ini terbagi menjadi 2:
1. Faktor internal, faktor ini berasal dari dalam diri individu itu sendiri yang dipengaruhi oleh keturunan.
2. Faktor eksternal, faktor ini berasal dari luar diri individu yang meliputi:
a) keluarga, kurangnya pemberian pendidikan seks dari orang tua pada anak.
b) penyebaran rangsangan seksual melalui media masa, mudah dalam mengakses informasi yang berbau seksualitas terlebih bila tanpa pengawasan
c) lingkungan pergaulan, lingkungan bermain, belajar dan masyarakat. d) pengalaman menjadi korban pelecehan seksual/pemerkosaan.
e) penggunaan alkohol serta obat-obatan.
Maka dari itu kita sebagai orang tua, sebagai orang dewasa harus bisa membangun pola asuh serta pola komunikasi yang baik dengan anak agar tidak terjadi penyimpangan seksual pada anak.
Penulis: Yasmin Rahmania
Mahasiswi PGPAUD UPI Kampus Tasikmalaya
What's Your Reaction?






